Rabu, 03 Februari 2010

Mengapa Kita Harus Hemat Energi?

Mungkin itulah pertanyaan yang sering muncul ketika kita mendengar seruan seseorang untuk melakukan penghematan energi, dari listrik hingga penggunaan bahan bakar. Entah sudah berapa tahun penduduk di bumi ini menggunakan energi yang sumbernya berasal dari bahan yang tidak mudah untuk diperbaharui dan membutuhkan waktu yang lama untuk melakukan regenerasi.

Di lain sisi, dengan semakin berkembangnya teknologi terbaru yang semakin hari menjadi semakin banyak dan bervariasi. Semua itu tidak jarang membutuhkan energi yang tidak sedikit. Bangunan-bangunan besar nan mewah di kota-kota besar maupun kota kecil yang sedang berkembang juga turut memangsa sebagian pasokan energi yang disimpan untuk kehidupan masa depan.

Belum lagi bertambahnya jumlah penduduk yang saat ini berjumlah kurang lebih 6,5 milyar penduduk bumi diproyeksikan oleh PBB pada tahun 2050 akan bertambah menjadi 9 milyar. Suatu angka yang bombastis apabila dikaitkan dengan kebutuhan energi yang diperlukan untuk memenuhi masing-masing kepala.

Di lain sisi munculnya inovasi sumber energi terbaru masih sulit untuk dikembangkan dan perlu dikaji kembali secara mendalam baik meliputi unsur ekonomis dan politis suatu negara. Di luar sana mungkin ada banyak orang yang masih peduli untuk memikirkan nasib lingkungan kehidupan dunia yang semakin hari semakin panas dan tidak ramah lingkungan. Akan tetapi, tidak jarang yang menggunakan energi yang ada tanpa batas dan mereka menggunakan itu untuk hal-hal yang tak berguna.

Pernahkah Anda membayangkan seberapa banyak Anda menghabiskan listrik dalam satu hari, entah itu untuk sekadar mendengarkan musik non stop, surfing di dunia maya hingga komputer Anda tak pernah mati, hingga lampu-lampu rumah atau ruangan Anda yang hidup sepanjang hari tanpa mempedulikan kapan itu siang dan malam serta kapan itu terang dan gelap.
Entah sudah berapa liter bensin yang disedot oleh banyak kendaraan bermotor setiap harinya di seluruh dunia. Atau kita bisa melihat negara kita Indonesia, yang kebanyakan penduduknya adalah pengguna sepeda motor sebagai kendaraan kerja maupun transportasi mereka. Jalanan semakin macet di berbagai ruas jalanan ibu kota dipenuhi oleh kendaraan, entah itu sepeda motor atau mobil, setiap jamnya. Polusi udara pun semakin meningkat disertai dengan tata penghijauan kota yang berantakan.

Semua itu adalah realita saat ini, kita tidak perlu memikirkan kapan energi yang kita pakai akan habis, bahkan entah sampai kapan pun kita tak pernah memikirkan kehidupan generasi masa depan yang ingin mencicipi bersinarnya dunia saat ini. Saat dunia masih terang benderang setiap waktu, lampu jalanan masih terlihat kelap kelip sepanjang malam, konser-konser musik dengan tata lampu dan pengeras suara yang menghabiskan berkilo-kilo watt listrik, serta ketika kita masih duduk manis di dalam kantor sambil menikmati dinginnya AC baik di waktu hujan maupun panas.

Jawaban yang paling tepat untuk menjawab pertanyaan di atas mungkin hanyalah kita harus peduli dengan kehidupan masa depan tanpa harus kehilangan kehidupan kita saat ini. Oke, kita boleh saja menikmati semua yang tersedia saat ini, tetapi yang lebih penting adalah kita tidak perlu menyia-nyiakan itu semua. Artinya, apa yang kita lakukan harus sesuai dengan aturan yang ada entah itu aturan diri sendiri untuk selalu berhemat, maupun aturan-aturan tertentu yang sering dikeluarkan oleh pemerintah terkait penghematan energi, apapun itu.

Kita juga bisa melihat masyarakat kita sendiri, Indonesia, negara berkembang yang terdiri dari beratus juta penghuni, di berbagai pelosok dan pedalaman kota sana masih ada yang belum bisa merasakan terangnya bola lampu di malam hari. Mereka juga masih bisa bertahan, menggunakan alternatif lain yang masih bisa menjadi alternatif bertahan hidup dan menikmati kehidupan dunia dengan suka cita. Mimpi-mimpi mereka mungkin juga tak hanya sekedar mengharap belas kasihan pemerintah untuk memberikan listrik yang mahal, tetapi jauh dari itu, mereka ingin menjadi orang-orang yang sukses dan penghidupan yang layak serta berkecukupan.

Kemudian, jika dibandingkan kita, orang-orang yang sudah bisa merasakan indahnya dunia dan era digital, dimana semuanya sudah menggunakan listrik, ketika suatu saat listrik mati entah beberapa menit saja sudah pasti membual dengan berbagai alasan. Jauh lebih dari itu, produsen/pabrik-pabrik serta omzet dalam negeri seringkali runtuh akibat keterpaksaan pemadaman listrik di sejumlah daerah. Memang energi sudah menjadi budaya yang sangat vital jika itu ditinggalkan begitu saja.

Keluar dari itu semua, para mafia hutan yang tak tahu arah malah semakin menjadi-jadi. Penggundulan hutan dimana-mana, entah itu mau dijadikan lahan bermukim atau lahan pengembangan daerah. Semua itu menambah pahit perusahaan minyak dunia untuk terus menciptakan pasokan energi yang berasal dari dalam tanah itu secara berkelanjutan. Padahal, dengan semakin bertambahnya jumlah manusia, kebutuhan akan energi itu semakin banyak dan tak bisa dihindari karena berpengaruh terhadap semua aspek yang ada dalam kehidupan kita.

Tentu kita tak perlu turun langsung untuk ikut memikirkan bagaimana untuk mengatasi itu semua, tapi yang paling dihargai adalah kesadaran kita. Bagaimana membuat lingkungan hijau kita tetap lestari agar kehidupan dapat terus mengalir, agar kelak pasokan minyak bumi tak cepat habis, agar listrik-listrik kita tak pernah mati, dan sebagainya apapun energi yang kita gunakan. Cara yang paling mudah adalah selalu berhemat dimulai dari hal yang paling kecil. Sesuatu penghematan kecil jika semua orang di dunia ini melakukannya tentu akan menjadi hal yang luar biasa, bukan? Itu tidak hanya dirasakan oleh beberapa orang saja, tetapi yakinlah bahwa semua orang pasti akan mendapatkan dampak yang luar biasa baik untuk saat ini maupun di masa mendatang.

Misalnya saja jika diantara kita adalah orang yang suka menggunakan komputer untuk melakukan pekerjaan dan kesenangan kita, maka matikanlah selama beberapa waktu sekalipun ketika kita meninggalkannya tanpa dipakai untuk waktu yang lama maupun sebentar. Mungkin juga kita bisa mematikan lampu saat suasana ruangan sudah terang, ditinggal bepergian, atau tak menggunakan ruangan itu sama sekali. Atau mungkin kita sebisa mungkin memilih segala perangkat elektronik yang mempunyai penggunaan energi yang paling hemat dan ramah lingkungan dibanding produk merek lain, dan sebagainya. Jika perlu, ciptakan sendiri berbagai macam alternatif untuk memenuhi kebutuhan kita sendiri.

Kita semua pasti berharap dunia yang kita tinggali ini akan selalu damai dan nyaman, meskipun kita tahu bahwa dunia ini bukan ciptaan kita dan suatu waktu akan hancur, tetapi sudah seharusnya kita berterima kasih kepada Sang Pencipta semua ini dengan menjaga semua kehidupan dan lingkungan yang ada di dunia ini.

0 comments: