Jumat, 24 Desember 2010

My Books Review of 2010

HOT, FLAT, and CROWDED, karangan Thomas L. Friedman

101627_hot,-flat-and-crowded_pbilimage1Entah mengapa saya selalu ingin membaca buku ini. Pertama kali melihat buku ini yaitu ketika diajak seorang teman jalan-jalan di Gramedia. Tak sengaja saya melihat buku tersebut ada di rak dan kemudian saya dekati untuk mencari isi tahu buku tersebut. Mungkin sedang terbawa mood saat itu yang sedang bergema isu Global Warming. Saya juga sempat tertarik dengan isu tersebut. Terlebih pengarangnya adalah Thomas L. Friedman yang juga penulis buku best seller The World is Flat. Awalnya sedari dulu saya memang menginginkan buku tersebut, tetapi sudah sulit ditemukan di toko-toko buku. Sudah beberapa kali saya di berbagai kesempatan menanyakan ketersediaan buku tersebut. Akhirnya pikiran saya tergerak untuk membeli buku ini beberapa hari kemudian. Kalau tidak salah, buku ini saya beli sekitar bulan Februari 2010.Open-mouthed smile

Bukunya cukup tebal, ada sekitar 700an halaman. Pikir saya pembahasan buku tersebut pasti tidak jauh dari yang ditulis di buku Friedman sebelumnya “The World is Flat”. Di buku “HOT, FLAT, and CROWDED” ini, penulis lebih banyak bercerita dan pemaparan berbagai fakta atas isu-isu global warming. Diawali dengan pembahasan definisi HOT, FLAT, baru kemudian CROWDED. Ketiga istilah tersebut mendeskripsikan bahwa keadaan bumi saat ini sedang dalam keadaan panas (global warming), flat (dimana semua orang dapat berkomunikasi dengan orang lain tanpa batas, misal dengan adanya jaringan maya), dan crowded (seiring dengan pertambahan populasi manusia dunia yang semakin meningkat dan padat).

Memang banyak fakta yang ditampilkan secara utuh dalam buku tersebut, sehingga membuat pembaca akan sering mengerutkan dahi, memahami setiap pembahasannya. Mungkin salah satu kekurangan lain buku ini adalah penggunaan kata-kata ilmiah dan  merupakan hasil terjemahan versi asli dalam bahasa Inggris, sehingga terkadang sulit dicerna maksudnya. Buku ini akan menyadarkan kita semua, para penghuni bumi, untuk selalu menjaga bumi agar tetap hijau, sekecil apa pun itu usaha kita. Banyak contoh-contoh kasus yang diangkat dalam buku ini seputar penghematan dan efisiensi energi ramah lingkungan. Ulasannya memang banyak dicontohkan dan mengangkat masalah-masalah yang ada di Amerika. Bisa dimaklumi karena penulis merupakan warga negara tersebut, selain itu Amerika juga dikenal sebagai negara yang mempunyai pengaruh besar di dunia (adidaya).

Setelah membaca buku ini saya belajar banyak hal yang bisa disimpulkan bahwa  kehidupan kita ini ternyata terdiri dari kompleksitas yang tidak disadari bahwa semuanya saling mempengaruhi. Tidak mudah memperbaharui energi yang lama terbarukan untuk memenuhi kehidupan vital saat ini dan masa depan. Dari buku ini juga, saya juga menjadi tertarik untuk melihat film An Inconvenient Truth, sebuah film dokumenter yang disajikan oleh ahli/pakar global warming Amerika, Al Gore. Ia juga seorang mantan wakil presiden Amerika ke-45 dari tahun 1993-2001, dimana ketika itu Bill Clinton sebagai wakilnya. Ia sempat memperoleh penghargaan nobel perdamaian di tahun 2007 atas keaktifannya dalam meneliti Climate Change. Sampai tulisan ini dibuat, saya belum sempat membaca semua isinya, masih ada beberapa halaman akhir yang mungkin nanti akan jadi PR tersendiri buat saya, hehe…Rolling on the floor laughing

Pak Beye dan Politiknya, karangan Wisnu Nugroho

pak beye dan politiknya - kompasKalau buku yang satu ini saya temui di buku Togamas, yang saat itu kebetulan sedang iseng mencari buku referensi kuliah. Saya tiba-tiba terpikirkan untuk membeli sebuah buku bacaan yang tidak ada hubungannya dengan kuliah saya. Lantas saya mencari-cari buku yang berada di deretan buku-buku rilisan terbaru di beranda terdepan toko tersebut. Entah jackpot atau tidak saya terkesima dengan buku ini. Tampaknya saya sedang haus informasi akan pergulatan politik Indonesia. Sambil memberanikan diri menjadi warga negara Indonesia yang baik dan benar. Hehe…

Buku ini ditulisi oleh seorang wartawan senior Kompas, Wisnu Nugroho, yang mengaku seringkali meliput keseharian Pak Beye, begitu penulis menyebut presiden RI saat ini. Setelah saya cermati, buku ini ternyata berisi kumpulan posting artikel blognya di Kompasiana, beserta foto-foto ekslusif hasil jepretannya yang dikemas dalam  bentuk yang rapi, dipilah-pilah sesuai dengan topiknya. Buku ini merupakan seri kedua dari tetralogi lain yang telah dan sedang dikerjakan penulis. Sesuai judulnya, di edisi ini penulis banyak bercerita tentang politik Pak Beye, dalam hal pemerintahan, kampanye, hingga yang paling unik, yaitu klenik-klenik yang secara sengaja atau tidak sengaja selalu mengandung angka 9, angka favorit Pak Beye. Dari lukisan yang ada di pendopo rumah Pak Beye, tanggal lahir, nomor partai, dan lain-lain.

Gaya penulisan yang santai dan diselingi guyonan dengan jargon andalannya “mengangkat yang tidak penting agar yang penting tetap penting”. Meskipun artikel-artikel yang ditulis singkat, antara dua sampai tiga halaman saja, tetapi foto-foto yang disertakan semakin membuat buku ini tidak membosankan. Tak jarang penulis menyinggung atau mengkritik pemerintah secara halus bin malu-malu dan membuat pembacanya menerka apakah betul atau tidak pendapatnya itu. Saya pikir ini adalah salah satu contoh indahnya kebebasan pers di pemerintahan saat ini dibanding ketika Orde Baru zaman Pak Harto. Saya yakin jika Pak Harto masih berkuasa sampai detik ini, maka buku ini tidak akan pernah diciptakan. Bagi Anda yang ingin mengenal lebih dekat dengan politik Pak Beye, buku ini bisa menjadi sajian yang hangat tanpa harus mengerutkan dahi.Nerd smile

Soe Hok-gie Sekali Lagi…, karangan Rudy Badil, Luki Sutrisno Bekti, Nessy Luntungan, dkk.

7299756Buku ini saya dapat juga secara tidak sengaja. Gara-gara baca buku “Pak Beye dan Politiknya”, saya jadi ketagihan membaca buku. Ketika itu saya niatnya ingin membeli buku yang sudah direncanakan sebelumnya. Itung-itung sambil menambah referensi, saya putuskan untuk mencari buku bacaan lain. Tidak ada niatan lain kecuali melihat kumpulan buku di papan bertuliskan “Best Seller”. Sempat bingung memilah buku-buku yang ada di bagian itu. Selain bukunya tebal dan harganya murah, saya baca saja komentar pembaca buku di balik buku itu. Tanpa pikir panjang, langsung saya beli buku itu. Kebetulan mood waktu itu adalah tentang politik.

Rasa penasaran saya tentang Soe Hok-gie yang banyak dikagumi orang juga menambah perhatian saya kepada buku itu. “Apa sih yang membuat sosoknya disegani?” Itu yang ada di pikiran saya ketika itu. Buku ini tampaknya terdiri dari beberapa bab yang ditulis oleh orang-orang yang berbeda. Saya mulai paham ketika membaca kata pengantar atau semacam kata pembuka buku tersebut yang disampaikan oleh perwakilan penulis. Buku tersebut diawali dengan tulisan-tulisan tragedi tewasnya Soe Hok-gie dan Idhan Lubis ketika mendaki Gunung Semeru di tahun 1969. Ditulis secara runtut per kejadian oleh teman-temannya Soe Hok-gie yang masih hidup ketika buku ini ditulis, diantaranya Rudy Badil.

Bagian yang kedua lebih menceritakan ke sosok seorang Soe Hok-gie di mata teman-teman kuliahnya pada waktu itu. Termasuk cerita tentang pemikiran-pemikirannya yang cerdas, kehidupan dan keseharian dengan beberapa teman, hingga kisah cintanya. Semua disampaikan oleh saksi-saksi hidup ketika itu. Saya sempat terharu membaca tulisan Kartini, yang sekarang masih menjadi dosen di UI. Beliau banyak bercerita tentang kisah cintanya dengan Soe Hok-gie, bagaimana ia memandang Soe Hok-gie sebagai seorang yang menyenangkan hingga mempengaruhi kehidupan sehari-harinya. Tidak hanya si Ker yang mengagumi, teman-teman yang lain ternyata sangat kagum pada sosok Hok-gie.

Bagian yang ketiga membahas cerita orang-orang yang tidak sempat berkenalan dan bertemu Soe Hok-gie. Tetapi mereka mengagumi sosoknya. Hingga dibuatkan sebuah film berjudul GIE oleh Mira Lesmana, dimana sosok Gie diperankan oleh Nicholas Saputra. Kedua orang tersebut juga ikut menyumbangkan pengalamannya tentang Soe Hok-gie. Bahkan seorang S2 dari Australia, John Maxwell mengambil tokoh Soe Hok-gie sebagai topik disertasinya. Bagian yang keempat menyajikan beberapa tulisan Soe Hok-gie yang sempat diterbitkan dalam berbagai surat kabar atas pandangan-pandangan politiknya dan cerita-cerita pendakian.

Saya banyak mendapat banyak pelajaran dari buku ini. Soe Hok-gie bagi saya adalah seorang pemuda yang idealis, pluralis, berjiwa seni, baik hati, cinta tanah air, dan intelek. Ia seorang yang bisa melindungi dan menyemangati teman-temannya. Cita-citanya yang luhur untuk mewujudkan Indonesia yang makmur dari segala bentuk kecurangan menjadi inspirasi bagi setiap orang yang ingin melakukan perubahan ke arah yang lebih baik. Jika Anda tertarik dengan sepak terjang seorang Soe Hok-gie, buku ini bisa menjadi inspirasi terbaik bagi kita yang masih muda.Be right back

Sabtu, 04 Desember 2010

Membuat Form HTML Sederhana

Sebuah form diibaratkan sebagai sebuah formulir layaknya kita mengisi formulir di sebuah kertas. Di dalamnya pasti memuat dua bagian, bagian pertanyaan dan bagian jawaban. Bagian jawaban juga terbagi atas beberapa bentuk misalnya dengan menulis teks atau kita tinggal memilih (centang) jawaban yang sudah tersedia. Form dalam sebuah HTML juga demikian, terdiri dari bentuk jawaban yang berbeda-beda, atau biasa disebut dengan elemen. Elemen-elemen form dalam HTML misalnya berupa button, checkbox, option, select, text, dan textarea.

Berikut ini merupakan contoh penulisan syntax HTML tanpa menggunakan CSS. CSS merupakan sekumpulan set elemen-elemen yang digunakan untuk memperindah desain suatu layout HTML. Penggunaan CSS akan dijelaskan pada tutorial selanjutnya.

<!DOCTYPE html PUBLIC "-//W3C//DTD XHTML 1.0 Transitional//EN" "http://www.w3.org/TR/xhtml1/DTD/xhtml1-transitional.dtd">
<html xmlns="http://www.w3.org/1999/xhtml">
<head>
<meta http-equiv="Content-Type" content="text/html; charset=utf-8" />

<title>Beautiful CSS-HTML Form</title>
</head>

<body>
<font size="+2"><b>Form Registrasi Sederhana (Dengan Berbagai Contoh Input)</b></font>
<br /><br />

<form action="proses.php">

<table>

<tr>
<td id="indeks"><label for="nama"><b>Nama</b></label></td>
<td><input type="text" name="nama" /></td>
</tr>
<tr>
<td id="indeks"><label for="tgllahir"><b>Tanggal Lahir </b></label></td>
<td><input type="text" name="tgllahir" /></td>
</tr>
<tr>
<td id="indeks"><label for="alamat"><b>Alamat</b> </label></td>
<td><input type="text" name="alamat" /></td>
</tr>
<tr>
<td id="indeks"><label for="email"><b>Email</b> </label></td>
<td><input type="text" name="email" /></td>
</tr>
<tr>
<td id="indeks"><label for="password"><b>Password </b></label></td>
<td><input type="password" name="pin" maxlength="20" size="20"/></td>
</tr>
<tr>
<td id="indeks"><label for="kelamin"><b>Jenis Kelamin</b></label> </td>
<td><input type="radio" name="kelamin" value="Laki-Laki"/><label for="Laki-Laki">Laki-Laki</label>
<input type="radio" name="kelamin" value="Perempuan" /><label for="Perempuan">Perempuan</label></td>
</tr>
<tr>
<td id="indeks"><label for="minat"><b>Minat </b></label></td>
<td><input type="checkbox" name="minat" /><label for="politik">Politik</label><br />
<input type="checkbox" name="minat" /><label for="hiburan">Hiburan</label><br />
<input type="checkbox" name="minat" /><label for="sejarah">Sejarah</label><br />
<input type="checkbox" name="minat" /><label for="olahraga">Olahraga</label><br />
<input type="checkbox" name="minat" /><label for="teknologi">Teknologi</label>
</td>
</tr>
<tr>
<td id="indeks"><label for="pendidikan"><b>Pendidikan Terakhir </b></label></td>
<td>
<select name="pendidikan">
<option>SD</option>
<option>SMP</option>
<option>SMA</option>
<option>S1</option>
<option>S2</option>
<option>S3</option>
</select>
</td>
</tr>
<tr>
<td id="indeks"><label for="file"><b>Upload Foto </b></label></td>
<td><input type="file" name="picture" id="picture" accept="image/jpeg, image/gif"/></td>
</tr>
</table>

</form>
</body>
</html>





Hasil yang diperoleh tampak sebagai berikut :image

Jumat, 03 Desember 2010

Tutorial Memulai MySQL via XAMPP (Windows)

XAMPP merupakan sebuah paket program yang di dalamnya memuat web server Apache dan MySQL sekaligus. Melalui program ini kita tidak perlu lagi melakukan instalasi web server Apache dan MySQL secara terpisah. Pada tutorial kali ini, saya akan sedikit menjelaskan tentang bagaimana memulai atau membuka MySQL melalui XAMPP. Pada dasarnya MySQL yang ditawarkan XAMPP mempunyai dua mode yaitu mode GUI dan mode console.

Untuk memulai bekerja dengan database MySQL pada XAMPP, terlebih dahulu kita mendownload versi XAMPP terbaru di situs www.xampp.org yang bisa diperoleh secara free (gratis) karena bersifat open source. Silakan download versi installer (.exe) untuk sistem operasi Windows. Kemudian install seperti biasa dengan mengikuti langkah-langkah yang ada. Mode GUI MySQL (disebut juga sebagai phpMyAdmin) dapat kita akses melalui langkah sebagai berikut :

1. Aktifkan service Apache dan MySQL terlebih dahulu

 

1xampp

2. Buka web browser, kemudian ketik localhost, lalu klik phpMyAdmin di sebelah kiri bawah

2xampp

 

3. Kemudian muncul halaman login jika sbelumnya Anda telah mengeset password, username default adalah root, password sesuai keinginan Anda. Password dapat dimodifikasi di alamat http://localhost/security/3xampp

 

4. Halaman awal phpMyAdmin tampil sebagai berikut, di dalamnya terdapat beberapa parameter untuk membuat database MySQL secara GUI dengan memanfaatkan form-form yang ada.

4xampp

Selain melalui mode GUI, MySQL pada XAMPP juga dapat dijalankan pada mode console, langkah-langkahnya yaitu sbb :

1. Aktifkan service Apache dan MySQL terlebih dahulu

1xampp

2. Masuk ke Command Prompt Windows, kemudian arahkan path ke folder xampp tempat kita melakukan instalasi, misalnya folder xampp sebelumnya ada di drive C, maka perintah yang dituliskan dapat ditulis seperti pada ilustrasi berikut :

5xampp

Tampak bahwa kita sudah bisa masuk ke mode console mysql. Winking smile

Ketika Aku Jadi Relawan

Tampaknya Indonesia di penghujung tahun 2010 banyak mengalami duka cita. Bencana dan musibah dari Sang Maha Pencipta telah memakan banyak korban, baik yang berupa nyawa dan harta benda. Mungkin ini adalah teguranNya atas segala kecerobohan umat manusia di bumi. Akan tetapi, kita selayaknya harus tetap bersyukur atas nikmat yang selalu dilimpahkan kepada kita sekalian, yang masih sehat dan dengan pikiran tajam masih dapat menyongsong masa depan. Kekuatan dan tekad untuk selalu berbuat baik kepada setiap orang senantiasa harus selalu kita tanamkan dalam pikiran kita.

Beberapa hari yang lalu, salah satu musibah yang paling dekat dengan keberadaan saya yaitu bencana erupsi Gunung Merapi. Kebetulan saya kuliah di Yogyakarta, sehingga secara tidak langsung terkena dampak dari musibah tersebut. Dari banyaknya pengungsi yang tersebar dimana-mana, kebutuhan akan bantuan dan relawan yang masih kurang, serta keadaan daerah Yogyakarta dan sekitarnya yang tak kunjung kondusif selama beberapa pekan karena tebaran abu vulkanis. Hal ini juga mempengaruhi sistem perekonomian dan kehidupan masyarakat Yogyakarta pada khususnya. Banyak toko-toko yang tutup, sekolah dan kampus diliburkan, serta banyak warga yang ikut mengungsi ke luar kota Yogyakarta.

Terlintas dalam benak saya untuk ikut menjadi relawan. Meskipun di hari-hari awal pasca bencana saya terpaksa pulang ke kampung halaman, tetapi pada akhirnya saya diajak oleh teman saya untuk ikut menjadi relawan. Pikir saya itu adalah ide yang sangat mulia, tetapi berhubung sebentar lagi kuliah tatap muka akan segera berlangsung normal, maka saya berjanji untuk ikut selama beberapa hari saja. Mungkin saya merasa sudah saatnya mencari pengalaman baru di dunia luar, setelah beberapa hari melakukan kegiatan yang begitu monoton. Keesokan harinya lantas kami (saya dan seorang teman) bergegas menuju ke barak pengungsian yang jaraknya sekitar 15 km dari puncak Merapi.

Tak masalah bagi saya untuk menempuh perjalanan sekitar 20 menit dengan sepeda motor, berhubung ketika itu semangat masih membara dengan segala niat positif. Sesampainya di sana sekilas nampak sepi dari orang-orang, karena memang hari itu masih terlalu pagi untuk beraktivitas. Ternyata setelah mendapat kabar, bahwa sebagian pengungsi yang ada di sana sedang menuju ke pemukiman mereka untuk bersih-bersih rumah atau bekerja. Ini bisa dimaklumi karena mereka juga harus bisa bertahan hidup dengan menyiapkan segala sesuatunya sebelum keadaan membaik, sehingga tidak bergantung pada bantuan di pengungsian.

Kebetulan kami ditempatkan di pos informasi yang mengurus dan mengelola kebutuhan informasi, dari pendataan pengungsi, pendataan logistik, pendataan dan koordinasi relawan, serta mengurus berbagai administrasi lainnya. Hari semakin siang, tak banyak memang relawan yang berada di sana di banding jumlah pengungsi yang ada. Jika diperkirakan, jumlah relawan yang aktif ketika itu mungkin sekitar 50 orang lebih yang tersebar di berbagai pos seperti pos informasi, logistik, dapur umum, acara, keamanan, dan kesehatan. Sedangkan jumlah pengungsi keseluruhan yang harus dilayani sekitar 1000 orang. Pos yang paling sibuk mungkin ada di pos informasi dan logistik, karena di sana segala kebutuhan pengungsi diatur sebagaimana mestinya.

Di hari pertama masuk di jajaran relawan, banyak yang masih belum akrab, tetapi di hari kedua kami tampaknya sudah semakin solid. Ini semua berkat koordinasi dan evaluasi kerja yang kami lakukan setiap malam, untuk mengoreksi dan melaporkan segala jenis keluhan yang berhubungan dengan pengelolaan barak tersebut secara keseluruhan. Semuanya dibutuhkan usaha, tenaga, dan pikiran yang tidak mudah. Saya bisa merasakan sendiri bagaimana seorang relawan yang tanpa pamrih rela dan bersedia setiap waktu, tak kenal lelah, terjun bersama para pengungsi, berbagi hati bersama mereka, sungguh pengalaman yang luar biasa.

Kepekaan kita terhadap orang lain bisa diukur di sana. Kita harus selalu ikhlas dalam mengorbankan setiap jerih payah kita. Kita juga harus bisa introspeksi diri ketika suatu saat kita merasakan menjadi bagian dari mereka. Bisa dibayangkan bagaimana nasib saudara kita yang rumahnya hancur karena sapuan awan panas beberapa waktu lalu. Apa yang harus mereka perbuat? Tentu sebagai manusia mereka tidak selamanya bergantung kepada relawan, mereka butuh yang namanya masa depan bagi diri mereka, keluarga mereka, dan anak-anak mereka. Yang ada dalam pikirannya hanyalah “Tuhan, cukupkanlah cobaan ini, kembalikan kami ke kehidupan kami selayaknya hari-hari yang lalu”.

Pengalaman selama kurang lebih dua hari yang saya ikuti dari pagi hari hingga larut malam sungguh banyak membawa pelajaran untuk saya sendiri. Saya banyak belajar bagaimana menjadi relawan yang baik, bagaimana melakukan pekerjaan tanpa pamrih, serta bagaimana rasanya hidup di antara banyak pengungsi dengan segala sesuatu yang seadanya. Bagi saya relawan sejati adalah relawan yang tidak satu pun terpintas dalam pikirannya untuk mendapat apresiasi dari orang lain, tetapi mereka yang selalu semangat dalam menjalankan tugas-tugas mereka. Selamat bertugas untuk kawan-kawan relawan di sana, maaf saya hanya bisa membantu selama dua hari itu saja. Tetap semangat dan jaga kondisi…

Quote of the day:
The most remarkable thing about my mother is that for thirty years she served the family nothing but leftovers. The original meal has never been found. - Calvin Trillin

Rabu, 01 Desember 2010

Hacking dan Kejahatan di Dunia Maya (CyberCrime)

Pendahuluan

cybercrime-52765Penggunaan teknologi komputer internet dewasa ini dapat dinilai dari dua sudut pandang yang berbeda. Satu keuntungan dari suatu sistem komputer yaitu kemudahan menganalisis, kemudahan mengirimkan, dan berbagai pakai (sharing) informasi digital dengan banyak user. Namun, pada saat yang bersamaan, kemampuan ini juga menciptakan peluang-peluang baru untuk melakukan berbagai tindakan yang berlawanan dengan hukum yang berlaku.

Berbagai piranti, baik yang berupa perangkat keras (hardware), maupun perangkat lunak (software) yang semakin canggih dimanfaatkan orang yang tidak bertanggung jawab untuk melakukan kejahatan di dunia maya. Banyak korban kejahatan digital yang banyak mengeluh karena begitu mudahnya kasus kejahatan digital dilakukan, tetapi seringkali kesulitan dalam melakukan investigasi para pelaku kejahatan tersebut.

Pemerintah dan berbagai pakar teknologi informasi sudah seringkali mengingatkan pengguna internet untuk tidak melakukan perbuatan yang merugikan orang lain. Akan tetapi, pada kenyataannya banyak yang masih belum percaya dan belum banyak tahu bagaimana kejahatan tersebut dilakukan, sehingga kesadaran untuk menjaga informasi digital yang sifatnya pribadi dan rahasia masih kurang.

Definisi CyberCrime

Kejahatan Dunia Maya (CyberCrime) merupakan bentuk kejahatan yang dalam operasinya tidak dilakukan secara terbuka, tetapi secara tersembunyi dengan menggunakan berbagai piranti pendukung. Tavani (2000) memberikan definisi cybercrime sebagai kejahatan dimana tindakan kriminal hanya bisa dilakukan dengan menggunakan teknologi cyber dan terjadi di dunia cyber.

Cybercrime dapat dibedakan atas tiga kategori yaitu cyberpiracy, cybertrespass, dan cybervandalism. Cyberpiracy berhubungan dengan penggunaan teknologi komputer untuk mencetak ulang software atau informasi, serta mendistribusikan informasi atau software tersebut melalui jaringan komputer. Cybertrespass berhubungan dengan penggunaan teknologi komputer untuk meningkatkan akses pada sistem komputer sebuah organisasi atau individu, maupun suatu web site yang di-protect dengan password. Cybervandalism berhubungan dengan penggunaan teknologi komputer untuk membuat program yang mengganggu proses transmisi informasi elektronik, bahkan yang bersifat menghancurkan data di komputer.

Hacking dan Cracking

Dalam kenyataannya, kejahatan komputer biasanya diasosasikan dengan hacker. Hacker juga menimbulkan arti yang negatif bagi sebagian orang. Himanen (2001) menyatakan bahwa hacker adalah seseorang yang senang melakukan programming dan percaya bahwa berbagi informasi adalah hal yang sangat berharga. Hal tersebut tidak dapat dipungkiri, karena tidak mungkin seorang hacker professional bekerja tanpa mengumpulkan celah informasi yang berguna untuk melakukan serangan.

Kamus teknologi informasi sendiri mengartikan hacker sebagai orang yang piawai dalam mengatasi gangguan suatu jaringan komputer, sehingga dipandang sebagai hal yang positif. Kemudian muncul istilah baru yang disebut sebagai cracker. Cracker adalah musuh dari seorang hacker, dimana ia adalah pelaku yang merusak sistem keamanan komputer dan jaringannya. Cracker biasanya melakukan pencurian dan tindakan anarkis ketika mereka memperoleh hak akses secara ilegal.

Parker (1998) percaya bahwa ciri hacker komputer biasanya menunjukkan sifat-sifat berikut terlampau lekas dewasa, memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, dan keras hati. Sementara banyak orang yang beranggapan bahwa hacker adalah orang yang sangat pintar dan muda. Parker juga menyatakan bahwa kita harus berhati-hati membedakan antara hacker sebagai tindakan kriminal yang tidak profesional dengan hacker sebagai tindakan kriminal yang professional. Parker menunjukkan bahwa ciri tetap dari hacker (tidak seperti kejahatan profesional) adalah tidak dimotivasi oleh materi.

Hacker dalam melakukan operasinya selalu menggunakan berbagai macam piranti (tools) yang banyak tersedia di internet. Piranti yang digunakan biasanya tidak hanya satu jenis, tetapi beberapa jenis yang digabungkan menjadi sebuah alat perusak. Piranti tersebut kemudian dijalankan untuk menyerang sistem komputer. Seorang hacker berpengalaman lebih suka membuat script atau program sendiri untuk melakukan hacking.

Beberapa target penyerangan yang seringkali dimanfaatkan oleh seorang hacker meliputi database kartu kredit, database account bank, database informasi pelanggan, pembelian barang dengan kartu kredit palsu atau kartu kredit orang lain yang bukan merupakan hak kita (carding), serta pengacauan sistem informasi (misalnya defacing situs web). Sedangkan bentuk pencurian informasi yang digunakan dapat melalui Internet Relay Chat (IRC), Voice over IP (VoIP), ICQ, Forum Online, dan Encryption.

Tahapan Aktivitas Hacking

Di dalam modul Certified Ethical Hacking dijelaskan secara rinci mengenai tahapan-tahapan aktivitas hacking dan kejahatan digital secara umum yaitu dimulai dari Reconnaissance, Scanning, Gaining Access, Maintaining Access, kemudian Covering Tracks.

Reconnaissance merupakan tahap mengumpulkan data dimana hacker akan mengumpulkan semua data sebanyak-banyaknya mengenai profil target yang bersangkutan. Reconnaissance dibedakan menjadi dua bentuk yaitu Active dan Passive. Passive Reconnaissance merupakan Reconnaissance yang dilakukan tanpa berhubungan secara langsung dengan korban, misalnya pencarian informasi melalu media informasi atau search engine. Sedangkan Active Reconnaissance merupakan Reconnaissance yang dilakukan secara aktif, dimana hacker melakukan aktivitas terhadap korban untuk mendapatkan akses ilegal, misalnya dengan mengirimkan paket injeksi atau fake login.

Scanning merupakan tanda dari dimulainya sebuah serangan hacker (pre-attack). Melalui scanning ini, hacker akan mencari berbagai kemungkinan yang dapat digunakan untuk mengambil alih komputer korban. Berbagai piranti biasanya digunakan oleh hacker untuk membantu proses pencarian informasi. Melalui informasi yang diperoleh, hacker dapat mencari jalan masuk untuk menguasai komputer korban.

Gaining Access merupakan tahap penerobosan (penetration) setelah hacker berhasil mengetahui kelemahan yang ada pada komputer atau sistem korban melalui tahapan scanning. Pada tahap ini seorang hacker telah dapat menguasai hak akses korban, sehingga ia mampu melakukan aktivitas yang dikehendaki tanpa harus memperoleh hak akses secara legal.

Maintaining Access merupakan tahap dimana seorang hacker yang telah berhasil masuk menguasai sistem korban, maka ia akan berusaha mempertahankan kekuasannya dengan berbagai cara seperti dengan menanamkan backdoor, rootkit, trojan, dll. Seorang hacker bahkan bisa memperbaiki beberapa kelemahan yang ada pada komputer korban agar hacker lain tidak bisa memanfaatkannya untuk mengambil alih komputer yang sama.

Covering Tracks merupakan tahapan dimana seorang hacker berusaha menyembunyikan informasi atau history atas aktivitas yang pernah dilakukan dengan berbagai cara. Biasanya hacker akan berusaha menutup jejaknya dengan menghapus log file serta menutup semua jejak yang mungkin ditinggalkan. Tidak mengherankan apabila seorang hacker membuat file atau direktori dalam komputer korban, mereka seringkali membuatnya dalam mode tersembunyi (hidden).

Kesimpulan

Semakin kompleksnya suatu sistem komputer dan sistem informasi menuntut para pengguna komputer untuk terus meningkatkan sistem keamanannya. Hal ini untuk menghindari berbagai macam kejahatan dunia maya, baik yang dilakukan secara aktif maupun pasif. Di lain sisi, berbagai penyerangan di dunia maya sudah banyak dan beragam jenisnya, sehingga diperlukan pengetahuan tentang jenis-jenis serangan dan pencegahannya bagi para pengguna internet.

Keamanan yang dimaksud tentu saja tidak hanya berasal dari infrastruktur sistem komputer yang dibangun, akan tetapi juga dari sisi pengguna. Kerahasiaan atas berbagai macam hak akses yang bersifat pribadi hendaknya harus dijaga dengan penuh tanggung jawab. Sikap ceroboh dan hati-hati dalam melakukan aktivitas yang berhubungan dengan keanggotaan dan informasi profil pengguna juga perlu diperhatikan sebagai antisipasi atas pencurian informasi yang tidak disadari oleh korban.

Referensi

[1] Sevtiana S.T., Agus.(2009). Etika Komputer dan Cyber Crime. STMIK CIC.

[2] S’to.(2009).CEH (Certified Ethical Hacking) 100 % Ilegal. Jasakom.

[3] http://fajri.freebsd.or.id/publication/cybercrime.ppt, diakses pukul 10.00 WIB, 29 November 2010.

Senin, 15 November 2010

Argomulyo, Semoga Tabah dan Tetap Jaya Kelak

Saya benar-benar tidak bisa membayangkan dan menyangka bahwa sebagian dusun di Desa Argomulyo baru-baru ini menjadi sasaran amukan awan panas “wedhus gembel” yang dimuntahkan Gunung Merapi. Desa yang beberapa bulan yang lalu pernah saya dan teman-teman singgahi sebagai lokasi KKN (Kuliah Kerja Nyata) kini menjadi korban. Dusun-dusun yang terkena dampak langsung bencana tersebut diantaranya yaitu Dusun Bronggang, Dusun Plumbon, dan Dusun Gadingan. Saya masih ingat betul, dusun-dusun tersebut memang berada di pinggir bantaran Kali Gendol, sungai yang berhulu di Gunung Merapi.

Kali Gendol merupakan salah satu sungai yang biasa digunakan untuk melewatkan lahar dingin yang berasal dari Gunung Merapi. Jika musim kemarau, sungai tersebut mengering dan dijadikan sebagai sumber penghasilan masyarakat di sekitarnya. Sungai tersebut seringkali dijadikan sebagai ladang untuk mencari pasir dan batu. Sebagian besar masyarakat di Argomulyo banyak yang bermata pencaharian sebagai penambang pasir. Banyak sekali truk-truk pengangkut batu dan pasir yang lalu lalang di jalanan desa tersebut setiap harinya, karena memang potensi yang begitu menggiurkan. Sungai ini juga memisahkan beberapa dusun di sebelah timur dan barat Kali Gendol.

15. Tambang Pasir Kali Gendol

Saya banyak kenal dengan warga masyarakat desa tersebut, terutama di Dusun Gadingan. Kebetulan saya ditempatkan di dusun tersebut selama kurang lebih dua bulan untuk belajar mengabdi kepada masyarakat. Suatu kebanggan tersendiri ketika bisa berkumpul dan pernah menjadi bagian dari masyarakat di sana. Desa yang memiliki banyak potensi dengan keindahan sawah-sawah hijaunya, ternak perikanan yang subur,  ternak sapi yang gemuk, dan segala bentuk kerajinan dan usaha rumah tangga. Kebetulan waktu kami tinggal di sana, kami diajak untuk menyusuri potensi-potensi yang ada di desa tersebut. Kami mengambil banyak foto, mendatangi rumah-rumah warga, dan ternyata banyak warga yang hidup mandiri sehingga bisa menambah penghasilan desa.

Bila boleh saya menjabarkan arti kata Argomulyo, maka Argomulyo terdiri dari dua suku kata yaitu “Argo” dan “Mulyo”. Kedua suku kata tersebut dalam bahasa Jawa memiliki arti masing-masing. “Argo” berarti gunung, dan “Mulyo” berarti mulia/kebaikan/kemakmuran. Apabila dimaknai secara lebih luas, maka dapat diartikan sebagai desa makmur yang terletak di daerah gunung. Ada orang yang mengatakan bahwa nama adalah sebuah harapan. Dan itu adalah harapan sepanjang zaman untuk desa tersebut semenjak nama itu diberikan. Banyak cerita dan sejarah unik yang bisa didapatkan ketika kita bertanya tentang asal usul desa tersebut. Kami kebetulan telah membuat dokumentasi desa tersebut ke dalam sebuah website desa, yaitu di www.argomulyo.com. Jika masih ada yang penasaran, silakan mengunjungi web tersebut.

Banyak pengalaman yang bisa saya dapatkan ketika hidup di sana. Belajar mengenal masyarakat yang giat bekerja, belajar pola pikir masyarakat yang gemah ripah, dan semangat gotong royong yang tiada pernah terlupakan. Mereka adalah refleksi kehidupan yang sebenarnya. Ketika malam datang, mereka masih berharap jalanan lebih terang, sehingga bisa menghidupkan suasana kehidupan di lereng Merapi. Ketika siang menghampiri, mereka berjuang sekuat tenaga agar bisa menghidupi keluarga mereka, mencari lapangan pekerjaan, untuk kehidupan masa depan yang lebih baik. Cita-cita luhur untuk membangun desa ke arah yang lurus tertanam dalam setiap benak warganya. Harapannya sederhana, yaitu kemakmuran.

Ada pengalaman unik ketika kami sedang belajar di sana. Setiap tahunnya, Desa Argomulyo menyelenggarakan upacara adat dan kirab budaya yang dikenal sebagai “Tambak Kali”. Kami kebetulan ikut andil dalam kegiatan tersebut. Perayaan itu dilakukan setiap tanggal 1 Agustus, tujuannya untuk menghormati leluhur mereka, dimana di tanah tersebut berdiri makam beliau, yaitu Patih Jayaningrat. Tahun ini merupakan salah satu perayaan yang termewah dibanding tahun-tahun sebelumnya, karena rangkaian kegiatan dilakukan selama seminggu, dengan puncaknya di hari terakhir (1 Agustus).  Berbagai budaya dan kesenian dari masing-masing dusun ditampilkan di rangkaian acara tersebut, termasuk saat kirab budaya. Jenis budaya dan kesenian yang ditampilkan seperti pengajian akbar, kethoprak, wayang kulit, jathilan (kuda lumping), campur sari, dll.

DSC_1824

46. Jathilan Guling

Sedih rasanya ketika pertama kali mendengar desa tersebut sebagian luluh lantak. Mereka mengungsi dan banyak yang tak tahu bagaimana nasib tempat tinggal mereka. Padahal jarak puncak Merapi dan desa tersebut masih belasan kilometer. Hamparan abu vulkanis yang tebal memendam rumah-rumah mereka. Sebagian korban terkena dampak langsung bencana itu, dari jatuhnya korban yang meninggal, luka bakar di sebagian tubuh, dan trauma psikologis bagi mereka yang selamat. 

Kami mungkin merasa belum banyak hal yang bisa kami berikan untuk desa itu. Waktu dua bulan di sana untuk mengenal dan berbaur bersama masyarakat mungkin masih kurang. Kami akan terus berdoa dan berharap untuk kemajuan Argomulyo, tetap sebagai desa budaya yang menarik banyak pengunjung, seperti hari-hari sebelumnya. Kami juga berharap di masa yang akan datang, masih ada orang yang peduli dengan nasib dusun-dusun yang menjadi korban, membangun dusun-dusun itu kembali dan memberi semangat kepada masyarakat yang bertahan untuk pantang menyerah. Argomulyo, tetap hidup dalam tradisi, semoga tabah, dan tetap jaya kelak…

Liverpool oh Liverpool

You’re Never Walk Alone (YNWA), itulah slogan yang diusung kesebelasan The Reds alias Liverpool FC. Sebuah tim sepakbola yang berdomisili di kota Liverpool, United Kingdom. Saya lupa, entah sejak kapan saya menyukai kesebelasan tersebut. Tapi saya yakin, saya mulai menyukai kesebelasan tersebut karena terinspirasi oleh banyak hal. Mungkin salah satunya karena saya ingin melanjutkan studi ke negara-negara skandinavia di Eropa, yaitu di United Kingdom/UK/Inggris, lebih tepanya di sekitaran kota Liverpool.

lpool_1

Mengapa harus Liverpool? Bagi saya, Liverpool adalah kota yang sangat hebat. Banyak musisi-musisi hebat kelas dunia yang lahir di sana dan menjadi inspirasi bagi yang lain. Salah satunya yaitu The Beatles. Semua orang di dunia pasti kenal dengan grup tersebut. Sampai saat ini karya-karya besarnya masih disukai oleh banyak orang. Bahkan The Beatles sendiri dijadikan ikon kota Liverpool. Genre musik yang dibawa The Beatles, yakni Britpop, kini diikuti oleh banyak musisi-musisi di negara tersebut, misalnya Oasis, Blur, dll. Mereka juga tak kalah hebat dari nenek moyangnya. Tak salah jika beberapa orang menyebut Liverpool sebagai kota musik. Winking smile

Beberapa tempat dan bangunan di Liverpool juga menjadi daya tarik sendiri. Mungkin ada banyak tempat, tetapi yang saya kenal yaitu Anfield Stadium, Museum The Beatles, dan Abbey Road. Anfield Stadium adalah stadion kebanggaan kesebelasan Liverpool FC. Kita bisa mencari lokasi persisnya melalui bantuan Google Earth. Stadion tersebut dikelilingi tembok tinggi yang dicat dengan warna merah, warna kebanggaan The Reds. Di depannya terdapat sebuah patung dan deretan bendera-bendera kesebelasan tersebut. Smile

liverpool_stadium

Bangunan yang kedua yaitu Museum The Beatles. Bisa ditebak, bangunan tersebut menyimpan kenangan tersendiri bagi fans berat pelopor musik Britpop, The Beatles. Di dalamnya terdapat berbagai macam benda sejarah, biografi, dan pernak-pernik yang dulunya pernah dipakai oleh personil The Beatles. Para penggemar musik kelas dunia pasti tak akan melewatkan kesempatan untuk berkunjung ke tempat ini. Selain itu, di beberapa daerah di kota Liverpool juga masih berdiri kediaman-kediaman masing-masing personilnya. Laughing out loud

lpllp_phototour22

Yang terakhir yaitu sudut jalan yang dikenal dengan nama Abbey Road. Jalan tersebut menyimpan kenangan tersendiri bagi The Beatles dan penggemarnya. The Beatles pernah berfoto di atas jalan tersebut dan menjadikannya sebagai cover album dengan nama yang sama, yaitu Abbey Road. Jalan tersebut kalau tidak salah berada di sebuah pertigaan, karena jalan tersebut di atasnya terdapat garis-garis zebra cross. Entah mengapa banyak orang yang tertarik juga untuk melihat atau untuk berfoto-foto di atas jalan tersebut. Sebut saja musisi-musisi yang juga pernah berfoto di jalan tersebut yang posenya mirip pose The Beatles ketika berfoto di atas jalan tersebut dan juga menjadikan sebagai sampul albumnya, Red Hot Chili Peppers dan J-Rocks. Be right back

Hmmm… sepertinya menarik jika suatu saat bisa berdiri di tanah Liverpool, menjelajahi berbagai sudut kota itu dengan segala keindahannya. Kita semua boleh mengagumi apa yang menjadi mimpi kita agar kita sendiri bisa terus berjuang dan tetap semangat, termasuk diri saya sendiri. Paling tidak, kelak kita akan merasakan betapa indahnya mimpi-mimpi kita ketika benar-benar bisa menggapainya dengan segala usaha yang pernah kita lakukan. Berusaha dan berdoa, itulah kuncinya. Jangan lupa, kita juga harus yakin bahwa semua yang terjadi dalam hidup kita sudah ditentukan oleh Yang Kuasa. Bravo!

Rabu, 10 November 2010

Seberapa Pahlawan-kah Diri Kita?

hotel_oranye-07bHari ini tepatnya tanggal 10 November 2010, merupakan Hari Pahlawan bagi bangsa Indonesia. Hari tersebut tidak lain ditujukan untuk menghormati jasa-jasa pahlawan Indonesia yang telah berjuang di medan perang ketika mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Pada tanggal tersebut kurang lebih 65 tahun yang lalu merupakan saat-saat yang penting bagi Indonesia. Jika kita melihat kembali catatan-catatan sejarah bangsa ini, tanggal tersebut diambil ketika pada waktu itu seorang pejuang Indonesia di Surabaya, Bung Tomo, merobek bendera Hindia Belanda di warna birunya (bagian paling bawah) dengan gagah berani. Tujuannya yaitu agar bendera yang berkibar di depan Hotel Orange, Surabaya tersebut menjadi bendera kebangsaan Indonesia (merah putih). Situasi saat itu adalah Indonesia baru saja mendeklarasikan kemerdekaannya di tanggal 17 Agustus di tahun yang sama.

Hingga pada akhirnya tanggal tersebut dijadikan sebagai momen untuk mengenang para pahlawan Indonesia. Pemerintah dan sekolah-sekolah di Indonesia selalu menyelenggarakan upacara bendera untuk memperingati hari tersebut. Jasa-jasa para pahlawan yang dengan sekuat tenaga merebut kemerdekaan serta mempertahankannya dinilai sebagai nilai luhur yang wajib ditiru oleh semua lapisan masyarakat. Jika itu harapannya, maka sekarang pertanyaannya adalah sudahkah kita meneladani sikap para pahlawan tersebut?

Meneladani para pahlawan tidak perlu dengan menghapalkan semua pahlawan yang kita kenal, karena menurut saya pahlawan banyak jumlahnya, tidak hanya beberapa yang sering kita dengar dan kita hapalkan ketika masih sekolah. Mereka dikenal karena pada saat itu menjabat sebagai posisi penting dalam medan pertempuran. Justru yang harus menjadi perhatian adalah arti penting seorang pahlawan. Memang jika kita artikan secara istilah, pahlawan itu adalah orang yang berjasa dalam suatu hal. Misalnya jika melihat tanggal 10 November, pahlawan diartikan spesifik sebagai orang-orang yang telah berjuang demi negaranya ketika merebut dan mempertahankan kemerdekaan. Akan tetapi, ada kemungkinan bahwa arti pahlawan di masa sekarang sudah tak sesuai lagi maknanya dengan ketika masih penjajahan.

Lalu siapakah pahlawan di masa sekarang? Jawabannya adalah mereka-mereka yang telah berjuang demi apapun untuk negaranya. Ingatkah kita ketika masih sekolah dulu tentang ciri-ciri seorang pahlawan. Ya, mereka itu adalah orang-orang yang pantang menyerah, rela berkorban, dan selalu berusaha untuk menggapai mimpi-mimpinya. Kita bisa menyebut pahlawan kepada mereka yang telah berjuang untuk kita, untuk mereka, dan untuk bangsanya. Misalnya, kita bisa menyebut guru kita sebagai pahlawan seperti cerita di novel/film Laskar Pelangi. Guru yang diceritakan dalam novel/film tersebut telah berbuat banyak untuk anak didiknya dalam keadaan apapun. Ia mampu mengajar ketika hujan turun dan atap bocor di ruang kelasnya, ia mampu meyakinkan anak didiknya untuk terus belajar dan belajar, dan ia terus prihatin dengan semua keterbatasan yang dimiliki.

Saya teringat akan guru-guru kewarganegaraan saya ketika masih sekolah dulu. Seringkali beliau berpesan kepada kami untuk menjadi pahlawan di zaman modern. Beliau mengajarkan kepada kami cara-cara terbaik untuk menjadi seorang pahlawan yaitu dengan menuntut ilmu dengan belajar yang giat, saling membantu sesama manusia, menghargai perbedaan yang ada, serta menyelesaikan segala masalah dengan lapang dada. Mungkin keempat hal tersebut adalah kalimat-kalimat yang juga seringkali kita dengar. Tapi menurut saya itu bukanlah sesuatu yang mudah untuk diamalkan. Membutuhkan pemahaman dan kesadaran tinggi untuk benar-benar menyakini itu semua.

Hal yang tidak jauh dari keadaan bangsa Indonesia saat ini yaitu kebutuhan akan relawan ketika terjadi bencana. Mereka juga layak disebut sebagai relawan. Mereka berusaha untuk mengatur, menghibur, dan berteman di tengah-tengah para pengungsi yang kehilangan tempat bermukim. Membantu tim SAR di medan bencana untuk menyelamatkan para korban yang terjebak dalam genangan air ketika banjir dan tsunami, juga terjebak di antara gumulan awan panas dan abu vulkanik ketika terjadi letusan gunung berapi. Sungguh pengorbanan mereka luar biasa, karena telah meluangkan waktu, usaha, dan pikirannya untuk menyelamatkan kehidupan sesama manusia.

Sudah selayaknya kita memberi pujian kepada mereka. Bagi yang belum bisa memperoleh keinginan untuk terjun langsung membantu mereka yang membutuhkan, kita masih bisa membantu dengan banyak cara. Cara yang termudah yaitu dengan berderma, dengan memberikan sumbangan berupa barang-barang darurat yang dibutuhkan (makanan sehari-hari, pakaian pantas pakai, dll.) atau uang. Hindari prasangka negatif atas bencana alam yang sedang berkubang di bumi Indonesia. Jadikan semua ini adalah ujian terbaik yang diberikan oleh Sang Penguasa Alam, dengan begitu kita senantiasa telah menjadi pahlawan di era modern yang sesungguhnya.

Janganlah berkecil hati ketika kita menganggap orang lain lebih tepat dikatakan sebagai pahlawan. Kita semua adalah pahlawan ketika orang-orang berbuat keributan di luar sana dan kita berusaha mengingatkannya dengan tangan dingin. Kita semua adalah pahlawan ketika kita tidak berbuat hal-hal yang merugikan bangsa dan negara, seperti korupsi, kolusi, dan nepotisme. Kita semua adalah pahlawan ketika kita bisa meraih mimpi-mimpi yang kita harapkan dengan segala jerih payah dan doa. Kita semua adalah pahlawan ketika kita bisa menghormati dan menghargai segala perbedaan. Sekarang saatnya kembali kepada diri kita sendiri, Seberapa Pahlawan-kah Diri Kita?…

Rabu, 03 November 2010

Jejak Aku Mengenal Komputer Bag. 2 : Kuliah dan Buta Coding

You_lot_start_codingDi bangku SMA, aku banyak berkenalan dengan perangkat lunak grafis, seperti CorelDraw dan Photoshop, juga membuat web sederhana dengan MS Frontpage. Hingga aku menyempatkan untuk mengikuti pelatihan CorelDraw di sebuah lembaga, yang berlangsung sore hari setelah selesai sekolah. Aku semakin sering mengutak atik komputer sendiri di rumah (dari install game hingga modifikasi Windows sendiri). Ini karena aku juga semakin sering mengunjungi warnet untuk tahu banyak hal. Ketika itu internet mulai dikenal orang, bisnis warnet mulai muncul dimana-mana. Terlebih lagi fasilitas laboratorium komputer SMA lebih canggih, sehingga banyak hal yang bisa mulai dipelajari.

Flashdisk ukuran 128 MB adalah flashdisk pertama yang aku miliki, kurang lebih sekitar tahun 2007. Aku kira itu adalah flashdisk ukuran paling besar ketika itu. Disket masih dipakai, tetapi sudah jarang sekali. Menginjak tahun 2008, perkembangan flashdisk mulai gencar, ukuran memory meningkat hingga 512 MB, muncul juga media player musik portabel (MP3 portabel). Teman-temanku sudah mulai banyak yang punya gadget semacam itu (aku masih setia dengan 128 MBnya Winking smile). Di masa itu, processor dengan kekuatan Pentium IV &, AMD Celeron sudah termasuk hebat.

Komputerku di rumah sudah naik level jadi Pentium III dengan RAM yang cupu, 128 MB, bisanya hanya untuk mengetik, memutar musik, dan memainkan game-game ringan Thinking smile.  Bosan rasanya menggunakan komputer untuk hal-hal itu saja. Terpaksa aku mencari tambang emas di tempat lain, hasilnya aku jadi sering surfing internet di luar, mencari hal-hal baru dan tak pernah habis Smile. Kadang sambil mencari tugas-tugas sekolah atau hanya sekedar belajar chatting dengan aplikasi mIRC, latihan bersosialisasi di dunia maya Smile with tongue out.

Tibalah saatnya aku duduk manis di kelas 3 SMA, saat itu sudah mulai bingung menentukan masa depan. Lebih tepatnya digerayangi pertanyaan-pertanyaan seperti “Anda habis lulus di sini mau melanjutkan dimana? di jurusan apa?”. Kalo orang tua saya menyarankan agar nanti mencoba mendaftar di jurusan kedokteran. Sedangkan kata hati saya membisikkan bahwa saya harus bisa masuk di jurusan yang berhubungan dengan IT.

Pendaftaran perguruan tinggi pun dimulai, aku mengikuti ujian masuk dimana terdiri dari tiga pilihan jurusan yang harus dipilih sesuai urutan. Tanpa pikir panjang aku mengusulkan tiga pilihan sesuai keinginanku dan meminta pendapat orang tua juga, terpilihlah tiga jurusan yang semuanya tidak jauh dari dunia IT (hehe… Open-mouthed smile, klo gak minta restu orang tua, siapa yang mau bayarin ane kuliah gan… Smile with tongue out). Usut punya usut, ternyata hasil ujian baru keluar setelah dua bulan dari waktu ujian tulis (lama banget gan… Crying face). Sambil menunggu pengumuman, aku mencoba mendaftar di perguruan tinggi lain, kali ini aku memilih pilihan pertama kedokteran dan pilihan kedua adalah jurusan ilmu komputer. Kalau PT yang terakhir ini waktu pengumumannya lebih dulu dari yang pertama. Dan hasilnya… TIDAK satupun yang tembus Crying face. Perasaan pun semakin ketar ketir, mengingat di perguruan tinggi itu (yang kedua) sebelumnya pernah mengajukan PMDK, tetapi lagi-lagi… TIDAK satupun yang tembus Crying face. Aku semakin sering berdoa agar bisa masuk di PT yang lebih bergengsi itu, dan alhamdulillah saya DITERIMA di pilihan yang pertama. Senang sekali rasanya mengingat kala itu. Kaget rasanya menerima sms yang isinya begitu hebat, dan juga namaku tercantum di surat kabar pengumuman hasil seleksi di sebuah surat kabar keesokan paginya (benar-benar terharu gan… Crying face).

Akhirnya aku bisa kuliah di luar kota, kota yang bisa mendekatkanku akan kemajuan teknologi, dan juga jauh dari kampung halaman. Di sanalah aku bertemu dengan orang-orang hebat dari berbagai penjuru Indonesia, dan yang pasti, punya ketertarikan yang sama, karena ada dalam satu jurusan. Mereka adalah putra putri terbaik dari daerah masing-masing (sainganku tambah berat, bung! Hot smile). Akan tetapi, aku juga banyak mendapat hal-hal baru ketika bisa mengenal mereka satu per satu.

Sungguh tak terkira, awal-awal masuk kuliah sudah disuguhi dengan yang namanya “coding”. Aku benar-benar belum pernah menyentuh makanan itu, tetapi beberapa teman-temanku banyak yang sudah berpengalaman dengan itu. Untungnya di semester pertama kami mendapat praktikum pemrograman dasar menggunakan C++, lumayan bisa sebagai perkenalan coding. Kegiatan praktikum dilakukan di lab yang memasang Linux sebagai platform andalannya (menggalakkan open source… hehe).

Hmmm… di sinilah aku banyak belajar dan care terhadap dunia teknologi informasi. Aku mulai mencoba banyak hal dengan laptop pertamaku (si hitam Axioo Centaur) dari membuat blog, ikut berbagai situs jejaring sosial, membuat web dengan CMS sederhana, lebih dekat dengan berbagai bahasa pemrograman, opensource, networking (jaringan), dan dunia cakrawala internet. Sampai aku harus memasang internet bersama teman-teman di kos. Be right back

Jika dibandingkan beberapa tahun lalu perkembangan dunia IT, sekarang media penyimpanan flashdisk sudah berukuran 1 GB – 16 GB, internet semakin murah, modem internet laris manis, laptop banyak dicari orang, semua mahasiswa punya koneksi internet, handphone sebagian besar dilengkapi dengan media internet (social networking application). Processor bergerak dari Dual Core, Core 2 Duo, i3, i5, dan  yang terakhir adalah i7. Kecepatan sudah tak diragukan lagi, kapasitas default laptop sudah berada di kisaran ratusan GB, media penyimpanan perlahan beralih ke harddisk eksternal yang kapasitasnya lebih besar dan transfer data yang tinggi. Hmmm… semua gak ada habisnya jika aku ceritakan satu per satu di sini. Yang terpenting bagi kita semua adalah sudahkah kita menghargai karya-karya tersebut? sudahkah kita menggunakannya sesuai dengan aturan? dan sudahkah kita mensyukuri nikmat ini? Hanya tembok hati kita yang bisa menjawabnya dengan tulus… Tetap berkarya dan salam teknologi… Open-mouthed smile

Sabtu, 30 Oktober 2010

Hipertensi Pemuda untuk Indonesia

Saat ini, tanggal 28 Oktober 2010, Indonesia sedang banyak berduka. Berbagai bencana sedang meluluhlantakkan sebagian eksotisme negeri ini. Dari banjir bandang di Wasior, gempa dan tsunami bumi Mentawai, amukan gunung meletus Merapi di Sleman dan sekitarnya, serta banjir-banjir kecil menggenangi kota-kota di Indonesia (termasuk di Jakarta tentunya). Belasungkawa yang sedalam-dalamnya saya ucapkan kepada para korban bencana yang terhormat. Semoga cobaan ini bisa membuat bangsa ini menjadi lebih tabah dan terus introspeksi diri.

Di saat yang bersamaan, 28 Oktober adalah tanggalnya pemuda pemudi Indonesia, dimana ketika itu di tahun 1928, dideklarasikan Sumpah Pemuda. Saya tidak akan membahas bagaimana bunyi kalimat Sumpah Pemuda, karena saya yakin jarang yang ingat/bisa menghapalnya dengan benar. Akan tetapi, esensi Sumpah Pemuda itu bukan berarti kita harus hapal bunyi Sumpah Pemuda itu sendiri, tetapi yang terpenting adalah memahami secara garis besar isi Sumpah Pemuda.

Mungkin saya adalah satu pemuda yang sampai saat ini belum banyak berbuat untuk Indonesia, tetapi saya sangat yakin hal-hal kecil yang saya lakukan setiap hari ikut andil dalam kemajuan Indonesia. Saya tidak berarti sombong, karena saya juga menyadari bahwa apa yang sampai saat ini saya lakukan belum ada apa-apanya dibanding teman-teman kita di luar sana. Saya tahu, banyak pemuda pemudi di luar sana yang telah mengharumkan nama Indonesia, berbuat, berbakti, dan mengabdi secara nyata untuk Indonesia. Salut untuk mereka!

Banyak yang bilang pemuda pemudi saat ini adalah calon pemimpin masa depan yang hebat. Pemuda pemudi saat ini banyak belajar dari kesalahan-kesalahan orang tuanya di masa lalu. Dari belajar untuk tidak korupsi, belajar menghargai pendapat, belajar untuk lebih peduli terhadap sesama manusia, dan belajar untuk tidak menjadi teroris di negeri sendiri. Lihatlah, ketika pemerintah sedang bergejolak, pemuda turun ke jalan, dan hipertensi mereka kerahkan untuk menyadarkan orang tua mereka. Tidak salah memang, tetapi jika sudah terlampau anarkis dan merugikan orang lain, apakah masih ada yang menganggap itu bukan kesalahan?

Tak ada salahnya orang mengeluarkan pendapat, berteriak sekencang-kencangnya di depan gedung pemerintah, mengeluarkan segala kata-kata pencerahan. Padahal belum tentu semua seruan itu ditanggapi secara serius oleh pemerintah, karena katanya pemerintah masih mempunyai banyak tanggungan yang menjadi prioritas untuk diselesaikan terlebih dahulu. Sebut saja prioritas untuk merenovasi gedung MPR, penambahan gaji pejabat pemerintah ketika rakyat juga menginginkannya, dan liburan ke luar negeri dengan alasan studi banding. Seperti inikah yang membuat pemuda pemudi Indonesia anarkis dan hilang akal?

Saya balik bertanya untuk diri saya sendiri dan pemuda pemudi Indonesia saat ini. Sudahkah diri kita mulai belajar dari kesalahan-kesalahan tersebut? Atau bentuk ketidaksenangan kepada pemerintah saat ini jangan-jangan hanya kita rasakan ketika kita merasa dirugikan, selain itu kita hanya diam. Apakah kita telah berjanji kepada diri sendiri untuk tidak mengulangi kesalahan-kesalahan tersebut di masa mendatang? Seberapa jauh kepedulian kita kepada orang lain, ketika orang lain merasa susah, kita justru tertawa memamerkan segala kemewahan yang kita punya, tak terkecuali kemewahan lahir maupun batin.

Rasanya di era digital seperti sekarang ini, tindakan berdemo fisik melawan pemerintah sudah saatnya dikurangi. Berpendapat tidak harus secara langsung terjun ke lapangan. Banyak media yang bisa kita manfaatkan bersama untuk berbagi pendapat dan keluhan di dunia maya. Terlebih kebebasan pers, berpendapat, dan mengkritik kinerja pemerintah, sudah mulai terbuka dan bebas untuk siapa saja, tentu dengan memperhatikan etika jurnalisme. Suara-suara tidak harus dikeluarkan melalui mulut, tetapi juga bisa berupa ungkapan melalui tulisan. Justru dengan cara yang demikian ini pendapat-pendapat kita banyak dibaca orang lain, jika kita pandai bersosialisasi dengan baik. Saling bertukar pemikiran dan menentukan jalan terbaik bagi bangsa ini.

Intospeksi atas perbedaan yang menghiasi kemajemukan bangsa ini harus tetap ditingkatkan. Di sana sini, masih ada saja hal-hal konyol yang mengatasnamakan golongan tertentu sebagai golongan yang paling benar dan paling hebat. Ujung-ujungnya adalah perang saudara. Harusnya perbedaan itu dipandang sebagai tameng yang paling ampuh untuk menghindari hal-hal yang berhubungan dengan perbedaan latar belakang dan SARA. Biarlah kemajemukan ini berkembang sendiri-sendiri, selama tidak saling merugikan kelompok/individu lain.

Mari kita mulai mewujudkan mimpi-mimpi Indonesia dari hal-hal kecil yang bisa kita lakukan. Yang masih sekolah, tetaplah menuntut ilmu dengan baik. Yang sudah kuliah, juga jangan bosan untuk tetap belajar dan berkarya. Rangkullah teman-teman yang lain tanpa memandang asal usul, suku, ras, agama, dan perbedaan yang lain. Hargailah kita semua. Jangan mudah berputus asa, karena kita masih muda, kawan. Kegagalan itu tak selamanya, kelak pasti kau akan tersenyum dan bangga akan apa yang telah kita raih.

Khusus bagi yang muda, bersiaplah menghadapi tantangan masa depan, memperbaiki cacat lahir batin negeri ini kelak, dan berusaha untuk membuat Indonesia semakin maju, berkembang, dan berdaulat. Menghargai setiap perbedaan dan menyelesaikan segala permasalahan dengan bijak, sesuai dengan butir-butir Pancasila dan semangat Sumpah Pemuda. Wahai PEMUDA PEMUDI Indonesia, mari bersama-sama kita menjadi BEDA dan BERBAHAYA!


SUMPAH PEMUDA
Pertama :
- KAMI PUTRA DAN PUTRI INDONESIA, MENGAKU BERTUMPAH DARAH YANG SATU, TANAH AIR INDONESIA
Kedua :
- KAMI PUTRA DAN PUTRI INDONESIA, MENGAKU BERBANGSA YANG SATU, BANGSA INDONESIA
Ketiga :
- KAMI PUTRA DAN PUTRI INDONESIA, MENJUNJUNG BAHASA PERSATUAN, BAHASA INDONESIA
Jakarta, 28 Oktober 1928

Minggu, 17 Oktober 2010

Jejak Aku Mengenal Komputer Bag. 1 : Win 3.1 hingga Internet

windows31Sekarang aku benar-benar histeris kalo apa yang saya impikan sejak kecil dulu bisa benar-benar tercapai Winking smile.  Memang hidup tak bisa lepas dari sebuah kebetulan, tinggal Yang Di Atas yang menentukan, bukan? Aku masih jelas teringat ketika pertama kali mengenal komputer. Ayahku adalah orang yang pertama kali mengenalkannya. Meskipun pada waktu itu aku hanya bisa bermain game (maklum masih kecil, kelas 3 SD, sekitar tahun 1997), tetapi aku tertarik dan menganggap barang itu adalah hiburan yang paling “keren” pada waktu itu, karena tak semua orang punya.

Komputer itu adalah komputer yang dibeli ayahku ketika menempuh studi S2, lalu dibawa pulang ke rumah setelah menyelesaikan kuliahnya. Pada waktu itu, kondisi komputer masih lengkap dengan monitor CRT-nya, processor IBM (dengan lubang disket ukuran kecil & besar), keyboard, tetapi tanpa mouse (belum populer waktu itu Open-mouthed smile). OS yang digunakan masih versi Windows 3.1, perintah-perintah dasar masih menggunakan console (Command Prompt DOS). Meskipun jika dibandingkan sekarang dengan waktu itu, sudah sangat kalah jauh. Jika sekarang perintah-perintah komputer banyak dilakukan dengan satu klik mouse, maka waktu itu masih dilakukan dengan perintah console. Akan tetapi, bukan berarti perintah-perintah console sudah tak digunakan lagi saat ini, justru dengan pengalaman waktu itu aku jadi tahu bagaimana bekerja dengan console.

Jika ingat nostalgia game waktu itu, game yang sering kumainkan adalah Supaplex dan Axe, entah game yang lain (lupa). Mungkin banyak yang tidak tahu dari para pembaca, atau bahkan belum pernah mendengar game itu sama sekali. Supaplex adalah game sederhana dengan berbagai level, mirip game Pac Man. Axe adalah semacam game Arcade, yang berisi pertarungan orang rimba dengan musuh-musuh di hutan. Keduanya sudah menggunakan grafik yang cukup baik di jamannya (meskipun gambarnya masih patah-patah 2D Ninja).  Aku kadang-kadang juga ditunjukkan beberapa program komputer hasil buatan ayahku dengan bahasa pemrograman Pascal (meski tidak tahu apa itu, tapi lumayan menumbuhkan inspirasi). Aku semakin care dengan komputer dan berharap suatu saat bisa berkecimpung di dunia komputer (meskipun masih cita-cita monyet seorang anak).

Pengalaman lain pada waktu itu yaitu ketika pertama kali menulis sesuatu dengan program office yang terkenal waktu itu, yaitu WS (WordStar –> Bintang Kata Smile with tongue out), yang layar backgroundnnya warna biru & tulisannya putih, mirip jendela console. Semua perintah dilakukan dengan kombinasi keyboard, dan proses editing tulisan/text dilakukan dengan kode-kode tertentu. Semuanya agak ribet, tetapi lebih canggih dari sekedar mesin ketik manual biasa. Aku seringkali membantu ayahku menulis beberapa tulisan-tulisannya, dan lama kelamaan aku familiar dengan yang namanya komputer.

Waktu pun terus mengalir, seiring dengan teknologi yang terus melaju berkembang. Komputer semakin canggih, OS semakin menginjak ke teknologi GUI (Graphical User Interface) yang makin sedap dipandang mata. Muncullah processor Pentium, dari Pentium I, Pentium II, Pentium IIII, hingga Pentium IV. Kami juga ingin merasakan gegap gempita dunia komputer, tibalah saatnya meng-upgrade processor ke Pentium II. Lubang disket kecil masih disertakan di processor Pentium II dan juga ada tambahan mouse PS/2 ber-trackball. Saat itu harus dibiasakan menggunakan mouse untuk melakukan perintah Windows (Windows XP). Di bangku SMP, kami sudah mendapat pelajaran TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi) atau komputer. Mulailah aku dikenalkan dengan MS Word dan Excel (edisi 2000), setiap pelajar diwajibkan untuk memiliki sebuah disket kecil (kapasitas 1,4 MB, belum ada flashdisk, untuk menyimpan satu file MP3 saja tak cukup, hehe… Devil).

Masalah yang seringkali diperoleh waktu itu adalah mudahnya penularan virus dari disket, dan anti virus waktu itu masih terbatas, sedangkan budidaya ternak virus semakin gencar dilakukan. Bahkan virus-virus ganas banyak bermunculan di tahun 2000 hingga merugikan dunia bisnis seluruh dunia (ex. ILOVEU virus). Di Indonesia sendiri, virus-virus kecil tanpa disadari mulai menyebar dari satu komputer ke komputer yang lain. Sampai saat itu aku hanya mengenal komputer hanya sebatas virus, MS Word, MS Excel, game, dan aplikasi Windows default, belum ada pikiran bagaimana semua itu dibuat.

Mungkin karena pada waktu itu adalah awal millenium ketiga, perkembangan hardware dan software begitu cepat berkembang. Kemudian aku menemukan sebuah pemikiran, seorang yang geek komputer adalah seorang yang istimewa, ia bisa berkomunikasi dengan mesin, ia bisa membuat sesuatu yang bisa dimanfaatkan orang lein, melihat dunia IT berkembang begitu hebat. Di berita-berita, koran, majalah, dan pandangan orang, bahwa pekerjaan yang mempunyai prospek jangka panjang adalah IT. Tidak salah memang, hingga detik ini pun masih banyak orang & media yang mengatakan demikian… Open-mouthed smile (ngeri gan, bukannya sombong, tapi dari hasil jalan-jalan kesana kemari).

Alhasil semakin hari aku memutuskan suatu saat bisa kuliah di jurusan Ilkom atau IT, dan itu benar-benar menjadi “amphetamin” dahsyat yang bisa membuatku sampai seperti ini. Aku semakin giat belajar, melakukan sesuatu yang terbaik, berpikir positif, dan idealis (haha).  Aku bisa masuk di SMA favorit di kotaku, berkenalan dengan teman-teman yang mempunyai ketertarikan yang sama, saling berbagi dan just try it at home Open-mouthed smile, apapun resikonya (tanggung sendiri). Tak jarang aku merusak bahkan membuat komputer di rumahku error (nge-hang) dan akhirnya kena marah sama yang punya (wakakak). Dan satu lagi, CPU sering masuk rumah sakit (tempat servis) gara-gara kecerobohanku, dan akhirnya (terpaksa) menukarnya dengan CPU yang lain (tukar tambah Open-mouthed smile). Banyak pembelajaran yang aku ambil dari ke-nekat-an aku, aku bisa memperbaiki komputerku sendiri suatu saat, menganalisis kesalahan yang terjadi (hahaha), meskipun kadang juga masih salah (lagi-lagi “nekat”).

Sekitar tahun 2004 (sudah menginjak kelas 3 SMP Hot smile), internet mulai dikenal tetapi belum populer, ditunjukkan dengan munculnya sebuah warnet di kota aku tinggal. Belum banyak yang memanfaatkan fasilitas itu, aku juga jarang mengunjunginya. Hanya beberapa kali untuk merasakan atmosfir kecanggihan internet waktu itu. Mungkin hanya sebatas browsing situs-situs yang terkenal dan latihan membuat email. Kebetulan warnet tersebut menggunakan Linux yang aku sama sekali belum mengerti seluk beluknya waktu itu. To be continued… Rolling on the floor laughing