Selasa, 26 Januari 2010

Broadband Over Power Lines


Jauh sebelum kabel telepon tetap (fixed line), kabel listrik (power line) telah lebih dahulu mengalir ke rumah-rumah dan gedung-gedung kantor. Namun, justru kabel telepon tetaplah yang lebih dulu diginakan sebagai jalur masuk koneksi Internet (last mile) ke perumahan dan perkantoran.

Padahal, jika kita jeli dan memanfaatkan kabel listrik sebagai last mile, tentulah penetrasi Internet berpita lebar (broadband) akan jauh lebih efektif dan merata. Dengan teknologi broadband over power lines (BPL), siapa pun tinggal mencolokkan PC ke sembarang stop kontak (electrical outlet), dan secara instan dapat segera menikmati Internet berkecepatan tinggi. Dengan mengawinkan prinsip-prinsip teknologi radio, wireless networking dan modem, para pengembang bisa menciptakan cara untuk mengirimkan data melalui kabel listrik ke perumahan dan perkantoran dengan kecepatan berkisar antara 500 Kbps hingga 3 Mbps (setara dengan kecepatan DSL).

Dengan sedikit modifikasi pada kabel listrik, pengembang BPL bisa bekerja sama dengan perusahaan penyedia listrik dan ISP untuk mewujudkan koneksi broadband kepada setiap pelanggan. Pada titik ini, usulan untuk menjadikan kabel listrik sebagai last mile menawarkan dua jenis layanan :

Menghubungkan perangkat-perangkat elektrik di dalam rumah/kantor
Akses BPL akan membawa koneksi broadband menggunakan kabel, dan memungkinkan perusahaan penyedia listrik untuk mengontrol sistem listrik di dalam rumah/kantor. Transmisi data berkecepatan tinggi menggunakan kabel listrik, memunculkan potensi untuk menghubungkan semua parangkat elektrik yang tercolok di dalam rumah. Bayangkan jika perangkat-perangkat elektrik di rumah Anda memiliki fasilitas auto power atau timerm seperti alarm rumah, saklar lampu, mesin pembuat kopi, atau bahkan mesin cuci bisa berkomunikasi satu sama lain melalui sebuah koneksi berkecepatan tinggi.

Metode Lawas

Biasanya, ISP-ISP besar menyediakan jalur serat optik dari perusahaan telekomunikasi untuk membawa data dari dan ke internet, atau mungkin ke media lain (telepon, DSL, atau tv kabel) ke rumah Anda.

Gagasan untuk menggunakan kabel listrik AC (alternating current) untuk mentransfer data bukanlah hal baru. Dengan membundel energi radio-frequency (RF) pada jalur yang sama dengan arus listrik, maka data dapat ditransmisikan tanpa perlu membuat m, menggunakan jalur data terpisah. Hal ini bisa terjadi karena arus listrik dan getaran RF memiliki frekuensi yang berbeda. Keduanya tidak saling menginterferensi.

Perusahaan penyedia listrik telah menggunakan teknologi ini selama bertahun-tahun untuk memonitor kinerja kabel listrik. Saat ini, bahkan ada solusi jaringan yang mentransfer data menggunakan kebel listrik untuk perumahan dan perkantoran.

Para pengembang teknologi BPL bekerja sama dengan perusahaan penyedia listrik di AS tengah bekerja untuk mewujudkan BPL. Terdapat beberapa pendekatan yang berbeda untuk mengatasi rintangan yang muncul, ketika mentransmisi data melalui kabel listrik.

Menghindari Interference

Seperti perusahaan telekomunikasi, perusahaan penyedia listrik juga memiliki kabel yang terbentang di seluruh dunia. Perbedaannyam perusahaan kabel listrik menjangkau lebih banyak tempat ketimbang serat optik yang dimiliki perusahaan telekomunikasi. Kenyataan ini jelas menjadikan kabel listrik sebagai kendaraan yang paling berpotensi untuk menyediakan koneksi internet ke tempat0tempat yang belum terjangkau oleh serat optik.

Kabel merupakan salah satu komponen dari jaringan yang dimiliki oleh perusahaan penyedia listrik. Selain kabel, jaringan listrik menggunakan generator, stasiun kecil atau gardu, transformer atau trafo, dan perangkat penyambung lainnya untuk membawa listrik dari pembangkit menuju dinding-dinding rumha dan kantor.

Ketika listrik meninggalkan pembangkit, dia bergerak menuju gardu, baru kemudian didistribusikan ke kabel-kabel transmisi bertegangan tinggi. Ketika digunakan untuk mentransmisi koneksi broadband, kabel bertegangan tinggi inilah yang menjadi penghalang pertama. Listrik yang mengalir pada kabel bertegangan tinggi ini berkisar antara 155 ribu hingga 765 ribu volt. Jumlah ini sangat tidak cocok untuk mentransmisi data.

Seperti yang telah dijelaskan di atas, arus listrik dan RF ,menggunakan frekuensi yang berbeda. Agara data dapat ditransmisikan secara jernih dari satu titik ke titik lain, dibutuhkan jalur yang mendukung spektrum radio untuk bergetar tanpa terinterferensi oleh sumber lain. Ratusan ribu volt listrik tersebut tidak bergetar di frekuensi yang tetap. Arus listrik dalam jumlah tersebut melibas semua spektrum. Bila dia bergerak di spektrum yang digunakan RF, dipastikan sinyal transmisi data akan drop atau bahkan hancur berantakan.

BPL mem-bypass masalah ini dengan menghindari penggunaan bersama kabel bertegangan tinggi. Sistem ini menurunkan tegangan data menjadi 7200 volt, atau sama dengan arus listrik yang dialirkan pada kabel bertegangan menengah.

Sumber :
PC Mild Edisi 25/2009

0 comments: