Apa lirik favorit Anda? Atau apa line kesukaan Anda ketika mendengar sedemikian banyak lagu yang pernah Anda dengarkan? Tentu semua orang akan memberikan jawaban yang berbeda-beda. Hal itu menjelaskan tentang bagaimana sebuah lirik atau line dalam sebuah lagu mempengaruhi dan merepresentasikan secara lugas dan nyata kepada pendengarnya. Banyak yang mengatakan bahwa lirik mirip dengan musik hati seseorang, entah itu sedang bahagia, sedih, jatuh cinta, atau hal-hal lain secara personal. Terkadang lirik digunakan sebagai bahan sindiran kepada pihak lain, sebagai contohnya adalah lirik-lirik berbau politik seperti yang dilakukan oleh Slank atas lagu "Gossip jalanan". Lagu itu serentak membuat para anggota pemerintahan merasa disindir secara halus melalui kekuatan sebuah lirik. Namun, itulah kenyataan yang dapat diungkapkan oleh seorang musisi kepada kehidupan sekitarnya.
Lirik yang baik adalah lirik yang mampu menginspirasi banyak orang, baik secara positif maupun negatif. Lirik yang positif akan membawa perubahan kepada seseorang menjadi lebih baik daripada sebelum pernah mendengar lirik tersebut. Seseorang akan mempunyai kekuatan dan semangat baru nan menggebu setelah mendengar arti setiap deretan kata yang tertuang dalam lirik positif tersebut. Sedangkan lirik yang negatif akan mempengaruhi seseorang menjadi lebih buruk daripada keadaan sebelumnya. Misalnya seseorang akan semakin sedih, menangis, bahkan bunuh diri ketika mendengar makna lirik yang tersurat maupun tersirat, meskipun sesungguhnya lirik tersebut tidak bermaksud untuk mempengaruhi pendengarnya untuk melakukan hal-hal yang buruk.
Interpretasi seorang penulis lirik ke dalam tulisan kadang menjadikan suatu hal yang beresiko. Seperti yang pernah dilakukan oleh band-band metal seperti Judas Priest, dua orang fans bunuh diri setelah mendengarkan lirik lagu "Better by you, better be me" dari album Stained Class, atau bagaimana Ozzy Osbourne sering mendapat tuntutan dari orang tua yang anaknya bunuh diri karena banyak terisnpirasi lagu "Suicide Solution". Sungguh hanya karena sebuah lirik yang
mengesankan mampu membuat sebuah nyawa melayang. Dan lirik tampaknya sudah benar-benar menjadi nyawa bagi sebuah lagu yang mampu menemani, hingga menaklukkan
hati pendengarnya.
Pada umumnya, lirik tidak selalu ditulis dengan bahasa apa adanya, banyak lirik yang sulit dipahami karena menggunakan kata-kata kias yang ambigu, atau banyak lirik yang mudah dipahami hanya dengan pemikiran sederhana. Tidak semua lirik yang disampaikan oleh penulisnya diinterpretasikan sama persis dengan pendengarnya, tak jarang saling bertentangan, karena dilihat dari sudut pandang yang berbeda-beda.
Setiap musisi (penulis lirik) mempunyai ciri khas gaya penulisan lirik yang berbeda-beda. Beragam jenis aliran musik juga terkadang memberikan pengaruh yang berbeda dalam hal penulisan lirik. Misalnya sebuah band metal akan cenderung menuliskan lirik yang begitu tajam, serta penggunaan kata-kata yang ekstrim. Lain halnya dengan band rock maupun alternative yang cenderung menuliskan liriknya dengan menggunakan kata-kata yang ramah dalam kehidupan sehari-hari baik secara kias maupun apa adanya.
Belakangan ini banyak band-band pendatang baru yang sebatas muncul di permukaan dan tenggelam bersama waktu. Hal ini menunjukkan bahwa mereka hanya mengandalkan lagu hits dan single mereka tanpa mempedulikan sesuatu yang lain, salah satunya penulisan lirik. Kebanyakan band-band tersebut adalah band-band tersebut kalah saing dengan band yang sejenis yang sudah lama survive dalam dunia musik. Kekalahan tersebut diakibatkan karena lagu yang mereka ciptakan terkesan biasa-biasa saja bagi pendengar musik yang cenderung menyukai kefanatikan terhadap sebuah band besar.
Kekuatan lagu dan lirik seperti yang dilakukan oleh Peterpan di awal ketenarannya dalam dunia belantara musik Indonesia sekitar tahun 2003 telah membuktikan hal tersebut. Mereka mampu menghadirkan sesuatu yang baru, baik dalam lagu maupun lirik di tengah kondisi permusikan yang sedang dirajai oleh band-band papan atas kala itu seperti Sheila On 7, Padi, Dewa, Jamrud, dan Cokelat. Mungkin pada waktu itu band-band pendatang baru tidak terlalu banyak seperti sekarang yang setiap minggu pasti selalu muncul band baru dengan aliran dan ciri khas yang mirip satu sama lain. Peterpan dengan sukses melalui lagu 'Mimpi Yang Sempurna' dalam album kompilasi Kisah 2002 Malam, mampu menyita hati pendengar musik Indonesia kala itu. Padahal di dalam album tersebut beberapa band baru lain termasuk Ungu dengan Bayang Semu-nya, tetapi yang mendulang sukses hanya Ungulah dan Peterpan. Ungu sukses terlebih dahulu karena sebelumnya telah pernah merilis album debutnya, Laguku.
Lagu 'Mimpi Yang Sempurna' kala itu menjadi hits di pasaran, dari pemuda pemudi metropolitan hingga anak jalanan, semua hapal dengan fasih setiap kata-kata dalam lirik lagu tersebut. Intonasi lagu yang diciptakan memudahkan pendengarnya mudah mengingat lagu tersebut dari awal sampai akhir. Tak kalah juga gaya penulisan lirik sang vokalis, Ariel, yang menuangkan pemikirannya dalam lirik sederhana, puitis, dan tidak mengada-ada, tetapi mudah dipahami setiap kalangan. Inilah salah satu tambang emas yang kala itu dimanfaatkan oleh Peterpan untuk memulai menggarap album demi album. Hingga pada akhirnya Ariel selalu diberi kepercayaan oleh bandnya untuk menulis lirik lagu demi lagu, yang kemudian melahirkan sebuah benang merah lagu Peterpan.
Mungkin banyak orang tak kenal siapa itu Efek Rumah Kaca, sebuah band pop independen. Tetapi bagi para pengamat musik yang mengenali mereka, banyak yang memberi penghargaan kepada mereka atas karya yang telah diciptakan. Efek Rumah Kaca telah membuktikan kalau lirik dalam musik mereka sangatlah inspiratif, thinking out of the box. Lirik-lirik yang seharusnya memotret apa yang terjadi dalam lingkungan sosial kita, lirik puitis yang tidak pasaran dari sudut pandang yang berbeda, lirik yang diciptakan dengan passion akan musik itu sendiri. Heartful. Bahkan Armand Maulana dari Gigi sekalipun sangat menyukai dan mendengarkan musik Efek Rumah Kaca. Mungkin saat ini sudah saatnya musik Indonesia memiliki penulis-penulis lirik handal seperti Efek Rumah Kaca.
Interpretasi seorang penulis lirik ke dalam tulisan kadang menjadikan suatu hal yang beresiko. Seperti yang pernah dilakukan oleh band-band metal seperti Judas Priest, dua orang fans bunuh diri setelah mendengarkan lirik lagu "Better by you, better be me" dari album Stained Class, atau bagaimana Ozzy Osbourne sering mendapat tuntutan dari orang tua yang anaknya bunuh diri karena banyak terisnpirasi lagu "Suicide Solution". Sungguh hanya karena sebuah lirik yang
mengesankan mampu membuat sebuah nyawa melayang. Dan lirik tampaknya sudah benar-benar menjadi nyawa bagi sebuah lagu yang mampu menemani, hingga menaklukkan
hati pendengarnya.
Pada umumnya, lirik tidak selalu ditulis dengan bahasa apa adanya, banyak lirik yang sulit dipahami karena menggunakan kata-kata kias yang ambigu, atau banyak lirik yang mudah dipahami hanya dengan pemikiran sederhana. Tidak semua lirik yang disampaikan oleh penulisnya diinterpretasikan sama persis dengan pendengarnya, tak jarang saling bertentangan, karena dilihat dari sudut pandang yang berbeda-beda.
Setiap musisi (penulis lirik) mempunyai ciri khas gaya penulisan lirik yang berbeda-beda. Beragam jenis aliran musik juga terkadang memberikan pengaruh yang berbeda dalam hal penulisan lirik. Misalnya sebuah band metal akan cenderung menuliskan lirik yang begitu tajam, serta penggunaan kata-kata yang ekstrim. Lain halnya dengan band rock maupun alternative yang cenderung menuliskan liriknya dengan menggunakan kata-kata yang ramah dalam kehidupan sehari-hari baik secara kias maupun apa adanya.
Belakangan ini banyak band-band pendatang baru yang sebatas muncul di permukaan dan tenggelam bersama waktu. Hal ini menunjukkan bahwa mereka hanya mengandalkan lagu hits dan single mereka tanpa mempedulikan sesuatu yang lain, salah satunya penulisan lirik. Kebanyakan band-band tersebut adalah band-band tersebut kalah saing dengan band yang sejenis yang sudah lama survive dalam dunia musik. Kekalahan tersebut diakibatkan karena lagu yang mereka ciptakan terkesan biasa-biasa saja bagi pendengar musik yang cenderung menyukai kefanatikan terhadap sebuah band besar.
Kekuatan lagu dan lirik seperti yang dilakukan oleh Peterpan di awal ketenarannya dalam dunia belantara musik Indonesia sekitar tahun 2003 telah membuktikan hal tersebut. Mereka mampu menghadirkan sesuatu yang baru, baik dalam lagu maupun lirik di tengah kondisi permusikan yang sedang dirajai oleh band-band papan atas kala itu seperti Sheila On 7, Padi, Dewa, Jamrud, dan Cokelat. Mungkin pada waktu itu band-band pendatang baru tidak terlalu banyak seperti sekarang yang setiap minggu pasti selalu muncul band baru dengan aliran dan ciri khas yang mirip satu sama lain. Peterpan dengan sukses melalui lagu 'Mimpi Yang Sempurna' dalam album kompilasi Kisah 2002 Malam, mampu menyita hati pendengar musik Indonesia kala itu. Padahal di dalam album tersebut beberapa band baru lain termasuk Ungu dengan Bayang Semu-nya, tetapi yang mendulang sukses hanya Ungulah dan Peterpan. Ungu sukses terlebih dahulu karena sebelumnya telah pernah merilis album debutnya, Laguku.
Lagu 'Mimpi Yang Sempurna' kala itu menjadi hits di pasaran, dari pemuda pemudi metropolitan hingga anak jalanan, semua hapal dengan fasih setiap kata-kata dalam lirik lagu tersebut. Intonasi lagu yang diciptakan memudahkan pendengarnya mudah mengingat lagu tersebut dari awal sampai akhir. Tak kalah juga gaya penulisan lirik sang vokalis, Ariel, yang menuangkan pemikirannya dalam lirik sederhana, puitis, dan tidak mengada-ada, tetapi mudah dipahami setiap kalangan. Inilah salah satu tambang emas yang kala itu dimanfaatkan oleh Peterpan untuk memulai menggarap album demi album. Hingga pada akhirnya Ariel selalu diberi kepercayaan oleh bandnya untuk menulis lirik lagu demi lagu, yang kemudian melahirkan sebuah benang merah lagu Peterpan.
Mungkin banyak orang tak kenal siapa itu Efek Rumah Kaca, sebuah band pop independen. Tetapi bagi para pengamat musik yang mengenali mereka, banyak yang memberi penghargaan kepada mereka atas karya yang telah diciptakan. Efek Rumah Kaca telah membuktikan kalau lirik dalam musik mereka sangatlah inspiratif, thinking out of the box. Lirik-lirik yang seharusnya memotret apa yang terjadi dalam lingkungan sosial kita, lirik puitis yang tidak pasaran dari sudut pandang yang berbeda, lirik yang diciptakan dengan passion akan musik itu sendiri. Heartful. Bahkan Armand Maulana dari Gigi sekalipun sangat menyukai dan mendengarkan musik Efek Rumah Kaca. Mungkin saat ini sudah saatnya musik Indonesia memiliki penulis-penulis lirik handal seperti Efek Rumah Kaca.
0 comments:
Posting Komentar