Minggu, 12 Juli 2009

Apa Itu Cache ?

Saat hendak membeli sebuah PC baru, seorang teman yang akrab dengan seluk beluk hardware komputer memberi sebuah saran, “Jangan beli processor Celeron. Soalnya cepat panas dan tidak punya cache.” Apa sih yang sebenarnya dimaksud dengan cache itu?CACHEMEM

Cache adalah teknologi yang berbasis pada subsystem memory di komputer. Tujuan utama dari cache adalah untuk mengakselarasi kinerja komputer. Dengan teknologi ini, komputer akan bekerja lebih cepat. Untuk memahami gagasan dasar di balik sistem cache, mari kita perhatikan ilustrasi ransel berikut.
Ransel Pustakawan
Seorang pustakawan berada di meja kerjanya. Kehadirannya di sana adalah untuk memberikan buku yang diminta oleh pengunjung. Anggaplah seorang pengunjung tidak dapat mencari dan mengambil sendiri buku di rak, dan pengunjung harus meminta bantuannya untuk mengambilkan setiaap buku yang akan dibaca pengunjung dari rak penyimpanan. Ada dua jenis pustakawan, yakni tanpa cache dan dengan cache.
Pertama, mari kita lihat cara kerja pustakawan tanpa cache. Seorang pengunjung datang ke perpustakaan. Dia meminta buku “Kisah 1001 Malam”. Selanjutya pustakawan pergi menuju rak penyimpanan, mengambil buku yang dimaksud, kembali ke meja kerjanya, dan menyerahkan buku tersebut kepada si pengunjung.
Selesai membaca, pengunjung tersebut mengembalikan buku kepada pustakawan. Selanjutnya, pustakawan menerima buku itu, dan menyimpannya kembali ke dalam rak. Kemudian dia kembali ke meja kerjanya, menunggu pengunjung berikutnya. Tak lama kemudian datang pengunjung kedua. Dia meminta kepada pustakawan untuk diambilkan buku berjudul sama.
Mendengar judul buku tersebut, pustakawan berjalan menuju rak penyimpanan, mengambil buku yang baru saja dia simpan di sana, kembali ke meja kerjanya, dan menyerahkan buku tersebut kepada pengunjung kedua. Dalam model ini, si pustakawan harus mondar-mandir ke tempat yang sama untuk mengambil buku yang sama. Adakah cara agar si pustakawan tidak harus sering-sering meninggalkan meja kerjanya?
Ya, yakni dengan memberikan cache kepadanya. Cache tersebut adalah ransel yang bisa memuat 10 judul buku (dalam istilah komputer, pustakawan tersbut kini memiliki 10 buku cache). Dalam ransel ini, dia akan menyimpan sementara buku yang dikembalikan oleh pengunjung kepadanya (maksimal 10 buku).
Saat perpustakaan baru dibuka, ransel si pustakawan masih kosong. Pengunjung pertama datang, dan meminta buku “Kisah 1001 Malam”. Seperti pada ilustrasi dia atas, pustakawan pergi ke rak penyimpanan buku, mengambil buku yang dimaksud, kembali ke meja kerjanya, dan menyerahkan buku tersebut kepada pengunjung pertama.
Selesai membaca, pengunjung tersebut mengembalikan buku kepada pustakawan. namun, alih-alih berjalan ke rak penyimpanan untuk menyimpan buku, pustakwan tertap berada di meja kerjanya, dan menyimpan buku tersebut ke dalam ranselnya. Tak lama kemudian datang pengunjung kedua, dan meminta buku yang sama.
Sebelum berjalan ke rak penyimpanan, pustakawan terlebih dahulu mencari buku yang diminta di dalam ransel. Ya, buku tersebut masih ada di dalam ransel! Tanpa harus berkeringat berjalan ke rak penyimpanan, pustakawan dapat langsung memberikan buku tersebut kepada pengunjung kedua.
Cache Komputer
Saat mengakses memory utama (RAM), dia membutuhkan waktu sekitar 60 nanosecond (1/60 miliar detik). Cepat sekali, bukan? Ya, bila dibandingkan dengan waktu yang dibutuhkan pustakawan untuk berjalan dari meja kerjanya ke rak panyimpanan, dan sebaliknya.
Namun tidak bagi prosesor modern. Beberapa prosesor hanya membutuhkan waktu 2 nanosecond untuk mengakses RAM (diebut cycle time). bagi prosesor ini, 60 nanosecond cycle time ibarat pustakawan yang berjalan ke rak penyimpanan dengan cara merangkak.
Bagaimana jika kita membangun bank memory di motherboard, yang kecil namun sangat cepat (sekitar 30 nanosecond)? Itu sudah kali dua lebih cepat daripada akses ke memory utama. Bank ini disebut level 2 cache atau L2 cache. Bagaimana jika kita membangun sistem memory yang lebih kecil, tapi lebih cepat langsung di dalam chip prosesor? Dengan demikian, memory ini akan diakses dengan kecepatan prosesor, bukan kecepatan memory bus? Inilah yang disebut dengan L1 cache yang lebih cepat dari pada L2 cache.
Pada beberapa tipe prosesor, terdapat dua level cache yang tertanam langsung di dalam chip. Dalam kasus ini, cache yang berada di motherboard di antara prosesor dan sistem memory utama turun peringkat menjadi level 3 atau disebut L3 cache.
Sekarang jelas kan, mengapa teman Anda tidak merekomendasikan prosesor tanpa L! dan L2 cache, dan mengapa prosesor yang demikian lebih cepat panas? Karena si pustakawan (prosesor) harus bolak balik ke rak penyimpanan (sistem memory utama) untuk mengambil dan menyimpan buku (data).

Sumber : PC Mild Edisi 13/2009 (25 Juni – 8 Juli 2009)


Rabu, 24 Juni 2009

Mengenal Microsoft Silverlight


Di Era Web 2.0 sekarang, Anda dapat mengunjungi website yang dilengkapi dengan video, animasi, suara, dan fitur-fitur interaktif lainnya. Para programmer telah bekerja keras menciptakan aplikasi untuk menampilkan semua fitur tersebut melalui jendela web browser. Salah satu aplikasi tersebut adalah Microsoft Silverlight.
Dalam banyak hal, Silverlight memiliki kemiripan dengan Adobe Flash. Silverlight mensyaratkan pengembang (developer) dan pengguna (user) web untuk men-download sebuah aplikasi client. Tanpanya, web browser tidak dapat memproses Silverlight. Dengannya, developer dapat menggabungkan video streaming, audio, dan animasi ke dalam halaman web. Di WWW, sistem ini dikenal dnegan sebutan Rich Internet Application (RIA).
Meski dibuat sebagai ekstensi proyek lainnya dari Microsoft lainnya, aplikasi Silverlight berdiri sendiri. Microsoft mempromosikan Silverlight sebagai teknologi cross-platform dan cross-browser. Sebuah proyek Open Source dengan nama Mono membuka jalan bagi Silverlight untuk diinstal di Linux.
WPF dan XAML
Dalam Silverlight, Microsoft menyertakan teknologi Microsoft Windows Presentation Foundation (WPF) dan dukungan untuk eXtensible Application Markup Language (XAML). Developer dapat menggunakan keduanya (WPF dan XAML) untuk membuat aplikasi web. Keduanya bekerja di dalam Framework .NET. Microsoft mengembangkan WPF karena keterbatasan yang dimiliki oleh HTML, web browser mampu mengeksekusi fungsi-fungsi yang terlalu kompleks bagi HTML.
WPF menggunakan engine rendering berbasis vector, yang mendukung grafis 2D dan 3D, untuk meng-generate grais pada aplikasi. Dengan XAML, developer dapat melakukan tweak untuk tampilan aplikasi mereka. Sementara WPF dan XAML menentukan bagaimana aplikasi terlihat dan berperilaku, programmer menggunakan bahasa pemrograman lainnya untuk membangun aplikasi.
Silverlight 1 hanya mendukung JavaScript, dan Silverlight 2 mendukung beberapa bahasa dinamis seperti Visual Basic dan C#. Programmer membangun aplikasi menggunakan bahasa-bahasa tersebut di dalam Framework .NET, dan menggunakan WPF dan XAML untuk mengintegrasikan aplikasi ke dalam bentuk halaman web. Hasilnya, semua aplikasi Silverlight berjalan di dalam web browser.

Arsitektur Silverlight
Sebagaimana semua software, platform Silverlight memiliki susunan tertentu dari fungsi-fungsi dan fitur-fitur yang disebut arsitektur, yaitu gambaran tentang bagaimana sebuah program bekerja. Arsitektur mengelompokkan dan menyatukan berbagai tugas dalam sebuah alur logis, dan menunjukkan bagaimana bagian-bagian yang berbeda tersebut bekerja sama untuk menghadirkan keseluruhan layanan.
Arsitektur platform silverlight terbagi menjadi dua komponen utama, dengan sebuah installer tambahan dan elemen untuk updating. Kedua komponen utama ini mencakup Framework inti presentasi dan Framework .NET untuk Silverlight. Framework inti presentasi berisi hal-hal berikut :
  • User interface (UI) rendering engine, yang menggenerate semua tampilan grafis, animasi, dan teks di dalam aplikasi.
  • Input interface, yang menangani semua input dari perangkat seperti keyboard, mouse, dan layar sentuh (touch screen)
  • Media engine, yang mendukung beberapa format audio dan video.
  • Digital right management, yang memungkinkan developer untuk mengontrol media yang ada di dalam aplikasi.
  • Dukungan untuk kontrol aplikasi
  • Dukungan untuk layout UI yang dinamis, yang memungkinkan developer mengubah tampilan UI secara real-time
  • Dukungan untuk data binding, yang menghubungkan elemen UI dengan objek data di dalam aplikasi
  • XML parser

Framework .NET mencakup fitur-fitur di bawah ini :
  • Dukungan untuk fitur Language Integrated Query (LINQ), yang memungkinkan developer mengintegrasikan data dari berbagai sumber yang berbeda.
  • Class library, yang mendukung fungsi-fungsi dasar pemrograman, seperti kriptografi.
  • Seperangkat fitur yang disebut Window Communication Foundation (WCF), yang didesain untuk memudahkan aplikasi mengakses data dan layanan remote.
  • Dynamic Language Runtime (DLR), elemen yang mendukung aplikasi yang ditulis dalam berbagai bahasa pemrograman.
  • Common Language Runtime (CLR), komponen yang menangani manajemen memory dan fungsi-fungsi kritikal lainnya.
  • Framework inti presentasi dan .NET di atas berinteraksi satu sama lain melalui XAML. Dalam hal ini, XAML bertindak sebagai jembatan antara dua komponen.
Sumber :
PC Mild Edisi 08/2009 (16-29 April 2009)

Selasa, 16 Juni 2009

Sejarah Perkembangan CPU x86

PC (Personal Computer), sudah menjadi bagian dari kehidupan manusia di era modern ini. Baik itu berupa komputer desktop, laptop ataupun tablet computer. Salah satu komponen utama PC adalah CPU atau processor dan Core i7 atau AMD Phenom II X4, mungkin lebih familiar di telinga Anda dibandingkan dengan Intel 80286 atau AMD Am286. Padahal nama-nama ini berasal dari "keluarga" yang sama, yaitu "x86". Untuk menambah wawasan Anda mengenai keluarga besar ini, selanjutnya akan dibahas mengenai "silsilah" CPU x86.
Dalam artikel ini, processor akan dikelompokkan sesuai dengan generasi processor masing-masing, dan penetapan generasi didasarkan pada perkembangan yang signifikan pada teknologi yang diterapkan pada processor. Pembahasan mencakup generasi awal hingga generasi kelima processor x86.
GENERASI PERTAMA
Inilah generasi awal dari CPU dengan arsitektur x86, yang akhirnya menjadi processor yang mendominasi pasar PC.

Intel 8086 (1978, Clock : 5 MHz - 10 MHz)

Didesain oleh Intel dan diperkenalkan pertama kali kepada pasar pada 8 Juni 1978, Intel 8086 menandai kelahiran arsitekrut x86. Di dalam chip dengan fabrikasi 3 mikrometer ini, terdapat 29.000 transistor. Jumlah ini, empat kali lipat lebih banyak jika dibandingkan dengan transistor yang terdapat pada Intel 8085, yaitu 6500 transistor. Frekuensi Clock pada awal produksi dibatasi pada 5 MHz (IBM PC menggunakan 4,77 MHz), hingga pada versi terakhirnya, spesifikasinya meningkat menjadi 10 MHz.
8086 bukanlah chip 16-bit yang pertama ada, karena pada generasi sebelumnya, yaitu pada 8080 dan 8085, kedua microprocessor ini telah mendukung beberapa instruksi 16-bit. Namun, 8086 merupakan microprocessor pertama yang mengimplementasikan penuh teknologi 16-bit, baik itu register internal, serta data bus internal dan eksternal. Ditambah dengan 20-bit address bus eksternal, hingga mampu mengalamatkan (memproses) sampai 1 MB memori (2^20 = 1.048.576). Walaupun memiliki banyak perbedaan, Intel 8086 tetap mendukung software yang dibuat untuk chip pendahulunya, 8008, 8080, dan 8085.

Intel 8088 (1979, Clock : 5 MHz - 10 MHz)

Pada tanggal 1 Juni 1979, Intel merilis Intel 8088 yang merupakan versi ekonomis dari Intel 8086. Spesifikasi 8088 mirip dengan 8086, perbedaan mencolok terletak pada eksternal data bus dimana 8088 hanya menggunakan 8-bit.

GENERASI KEDUA
Pada masa ini, perkembangan processor di
tandai dengan kebutuhan akan hardware untuk proses perhitungan yang cepat dimana diperkenalkan memory management unit (MMU) untuk mendukung protected mode, dan dukungan untuk kapasitas memory yang lebih besar, serta munculnya AMD sebagai pesaing Intel di pasar x86.

Intel 80286 (1982, Clock : 6 MHz - 12,5 MHz)
Pada tahun 1982, Intel merilis seri 80186 dan 80188, masing-masing sebagai penerus seri 8086 dan 8088. Intel 80186/80188 didesain untuk embedded systems (sistem komputer untuk mengerjakan tugas yang spesifik) sebagai microcontrollers disertai memori eksternal. Oleh karena itu, tidak memungkinkan menggunakan kedua microprocessor ini untuk membangun komputer yang 100% PC-compatible.
Di tahun yang sama tepatnya 1 Februari 1982, Intel merilis seri 80286 yang sering juga disebut Intel 286 atau i286. Hadir denga
n 134.000 transistor di dalam chip berteknologi 1,5 mikrometer, serta mendukung sampai 16 MB kapasitas memory. Edisi awal i286 berjalan pada kecepatan 6 MHz, dan terus meningkat hingga pada rilis terakhir mencapai 12,5 MHz. Untuk frekuensi clock yang sama, performa yang dihasilkan i286, dua kali lipat atau bahkan lebih jika dibandingkan dengan 8086.
Intel 286 merupakan keluarga x86 y
ang kali pertama memperkenalkan fitur protected mode, yang memungkinkan memory management unit (MMU) menangani akses untuk memory. Fitur ini membantu sistem software untuk memanfaatkan fitur virtual memory, paging, safe multitasking dan fitur-fitur lainnya yang berfungsi untuk meningkatkan kontrol sistem operasi atas software. Walau begitu, fitur ini tidak banyak digunakan. Hal ini disebabkan oleh beberapa kelemahan, seperti ketidakmampuan mengakses BIOS, dan berpindah ke real mode tanpa me-reset processor.

AMD Am286
(1983, Clock : 8 MHz - 20 MHz)

Pada tahun 1982 pula, Intel memberikan lisensi pada AMD untuk memproduksi, serta menjual processor 8086 dan 8088. Hal ini terpaksa dilakukan Intel untuk memenuhi persyaratan kontrak sebagai supplier
IBM PC dimana supplier harus memiliki sumber manufaktur alternatif. Setahun kemudian, AMD merilis Am286, yang merupakan clone dari processor Intel 80286. Am286 meramaikan pasar dengan pilihan frekuensi yang lebih tinggi, hingga mencapai 20 MHz, dan hal ini bisa diibaratkan sebagai sebuah "pukulan" untuk Intel.

GENERASI KETIGA
Era 32-bit dimulai dengan memanasnya hubun
gan antara Intel dengan AMD. Ini terjadi pada masa generasi ketiga CPU x86.

Intel 386 (1985, Clock : 16 MHz - 33 MHz)
Intel 386 pertama kali dirilis pada 17 Oktober 1985, kemudian i386 berganti nama menjadi i386DX untuk membedakan dengan variannya yang dirilis belakangan (i386SX dan i386SL), dan baru berhenti diproduksi pada Septembe
r 2007.
i386DX merupakan processor pertama dar
i Intel yang menggunakan arsitektur 32-bit. Di dalam chip ini terdapat 275.000 transistor dengan pabrikasi 1 mikrometer. i386DX hadir dengan empat pilihan clockspeed, 16 MHz pada rilis awalnya, kemudian meningkat menjadi 20 MHz, 25 MHz, dan pada rilis terkahir 33 MHz. Processor ini mendukung perpindahan pada tiga mode operasi, yaitu : real mode, protected mode, dan virtual mode. Berbeda dengan i286 yang memperkenalkan protected mode, pada i386, aplikasi berbasis real mode dapat berjalan di protected mode. Serta meningkatkan kemampuan MMU untuk mengakses memory hingga 4 Gb. Dengan teknologi yang dibawa, i386 hadir tepat pada saat dunia game mulai berkembang, dan membutuhkan processor yang lebih "bertenaga".

AMD Am386 (1991, Clock : 12 MHz - 40 MHz)
Kembali hadir sebagai clone dari produk I
ntel, Am386 dirilis pada tahun 1991. Lebarnya rentang waktu rilis Intel dengan AMD disebabkan adanya tuntutan dari Intel. Dimana Intel bersikeras bahwa perjanjian antara kedua belah pihak hanya boleh berlaku untuk processor Intel 80286, dan versi sebelumnya. Setelah menjalani persidangan yang panjang, AMD memenangkan kasus ini, dan berhak menjual Am386 mereka. Hal ini membuka persaingan di pasar processor 32-bit, yang kemudian menguntungkan konsumen, dengan menurunnya harga CPU.
Saat AMD merilis Am386DX 40 MHz, Intel telah mengeluarkan processor barunya, Intel 486. Persaingan keduanya makin memanas
karena Am386DX 40 MHz dapat menyaingi performa processor baru Intel, 486SX 25 MHz, sementara processor dari Intel ini dipasarkan dengan harga yang lebih mahal.

GENERASI KEEMPAT
Pipelining, FPU (floating-point unit) yang terintegrasi, dan cache yang ditanamkan pada chip, adalah fitur-fitur baru yang diimplementasikan pada generasi keempat x86.

Intel 486 (1989, Clock : 25 MHz - 100 MHz)

Intel 486DX hadir menutup dekade 80-an, sebagai chip pertama yang menembus pemakaian satu juta transistor, tepatnya 1,2 juta dengan pabrikasi 1 mikromter, dan 0,8 mikrometer untuk versi 50 MHz. Bukan hanya peningkatan jumlah transistor yang membedakan i486 dengan pendahulunya. Intel juga mengintegrasikan 8 KB SRAM cache untuk menyimpan perintah dan data yangs ering digunakan, serta FPU (floating-point unit) untuk melakukan operasi perhitungan floating-point dengan cepat (kecuali untuk varian SX).
Selain i486DX, seri i486 memiliki banya
k varian, seperti i486SL, i486DXL, i486SX, i486DX2, i486DX2-S, i486DXL, i486SX2, IntelDX4, IntelDX4WB, i486DX2WB, dan i486DX2, dengan variasi kecepatan antara 25 MHz sampai 100 MHz. Untuk para gamers saat itu, 486DX2 66 MHz adalah pilihan favorit karena kecepatannya. Namun, saat 3D graphics mulai diperkenalkan, i486 tidak mampu lagi untuk mengimbangi. Karena kebutuhan 3D graphics untuk melakukan perhitungan floating point cukup tinggi, serta CPU cache yang lebih cepat, dan bandwidth memory yang lebih tinggi.

AMD Am486 (1992, Clock : 20 MHz - 100 MHz)
AMD merilis Am486 empat tahun setelah Intel 486, dan sebulan setelah Pentium. Dan lagi-lagi, ini adalah clone dari processor Intel. Agar bisa bersaing, AMD menurunkan harga jual sembari menaikkan clocknya. Bahkan beberapa processor AMD dengan clock 66 MHz, mampu memberikan perlawanan terhadap Pentium versi awal dari Intel.

Diantara dua generasi : Cyrix Cx486
CPU x86 pertama dari Cyrix dirilis pada tahun 1992, yaitu 486SLC dan 486DLC.
Kedua chip ini menuai banyak protes karena
tidak memberikan performa yang sesuai dengan kode pada namanya. Walaupun menggunakan kode 486, kedunya hadir dengan yang kompatibel dengan 386SX/DX. Cyrix menyertakan pada chipnya L1 cache antara 1-8 KB dan set instruksi untuk 486, dengan kecepatan maksimum 100 MHz. Untuk performa, kedua chip ini berada pada di antara seri i386 dan 1486.
Jadi dapat disimpulkan bahwa seri Cx486
bukan sepenuhnya processor generasi keempat. Namun Cyrix 486SLC dan 486DLC menjadi alternatif upgrade yang murah untuk platform 386 (generasi ketiga).

GENERASI KELIMA
Generasi kelima x86 diramaikan den
gan implementasi arsitektur superscalar, dukungan 64-bit data bus, FPU yang lebih cepat serta mendongkrak kemampuan multimedia dengan MMX.

Pentium (1993, clock : 60 - 200 M
Hz) dan Pentium MMX (1997, clock : 166 -233 MHz)
Memasuki generasi kelima arsitektur x86, Intel menggunakan sistem penamaan baru untuk processor x86 produksi barunya. Pentium, berasal dari dua suku kata, "pente" dari bahasa Yunani yang berarti "lima", dan akhiran dari bahasa Latin "ium". Penggunaan nama baru ini disebabkan karena pengadilan memutuskan untuk menolak penggunaan merek dagang yang berbasis angka, seperti "i586" atau "80856".
Memulai debutnya pada 22 Maret 1993, ada banyak peningkatan yang bisa ditemukan pada Pentium, seperti :
  • Processor pertama yang mengimplementasikan arsitektur superscalar dimana pada processor terdapat dua unit pipeline integer sehingga memungkinkan untuk menjalankan dua instruksi per siklus CPU.
  • Memperbaiki kinerja operasi floating-point dengan mendesain ulang FPU, hingga dapat menjalankan sampai satu instruksi floating-point per siklus CPU.
  • Penambahan data bus eksternal menjadi 64-bit, untuk meningkatkan kemampuan akses baca dan tulis pada memory.
Dengan nama sandi "P5" untuk seri perdana, kemudian berturut-turut "P45", "P54C", "P54CS", dan "P55C" untuk Pentium MMX. pentium menggunakan 3,1 juta transistor dengan pabrikasi 0,8 mikrometer, serta pilihan clock speed 60/66 MHz untuk seri P5. Spesifikasi ini terus meningkat hingga pada rilis P55C, Intel menawarkan pilihan clock speed 166/200/233 MHz dimana pada prosesor tertanam 4,5 juta transistor dengan pabrikasi 0,35 mikrometer.
Pada seri Pentium MMX (P55C), set inst
ruksi MMX menyertakan register tambahan, dan dirancang untuk meningkatkan kemampuan aplikasi multimedia dan komunikasi.

Di antara dua generasi : Cyrix Cx5x86 (1995, clock : 100 - 133 MHz) dan AMD Am5x86 (1995, clock : 133 MHz)

Sebagai pendatang baru untuk pasar x86, C
yrix sadar akan persaingan yang ketat. Oleh karena itu, Cyrix mencoba mengincar segmen pasar x86 yang sedikit berbeda. Cyrix hadir dengan beberapa teknologi terbaru untuk digunakan pada sistem generasi sebelumnya. Taktik ini telah diterapkan pada seri Cx486, dan digunakan lagi pada seri 5x86, dengan mendesain Cx5x86 kompatibel dengan motherboard Socket 3 yang digunakan seri Intel 486.
Walaupun sempat mendapat gelar sebagai processor tercepat yang pernah diproduksi untuk Socket 3, Cx5x86 memiliki masalah dalam stabilitas. Cx5x86 yang dirilis pada Agustus 1995, ditarik dari pasar tidak lama berselang, dikarenakan Cyrix sudah merilis chip terbarunya, 6x86.

Bukan hanya Cyrix yang menawarkan alternatif upgrade untuk sistem 486. Pada November 1995, AMD merilis Am5x86 yang merupkan prosesor berbasis 486 DX. Dengan internal multiplier x4, hingga memungkinkan processor untuk berjalan pada frekuensi 133 MHz.
namun yang menjadi sorotan adalah penggu
naan skema Performance Rating (PR) untuk kode prosesor. Skema PR tidak menandakan kecepatan sebenarnya dari chip tersebut, melainkan perbandingan dengan prosesor sederajat. Saat melepas Am5x86 ke pasar, AMD menggunakan kode "Am5x86-P75", ini menandakan prosesor AMD setara dengan Pentium 75 MHz.


Sumber :
PC Mild Edisi 08/2009 (16-29 April 2009)


Senin, 08 Juni 2009

Sedikit Tentang "Cloud Computing"


Pada pertengahan 1990-an, banyak warnet yang berusaha menekan fraud cost dengan membangun diskless workstation komputer client yang tidak dilengkapi dengan harddisk. Proses booting, pengoperasian aplikasi, hingga penyimpanan data, semuanya dilakukan di server melalui jaringan. Meski tidak 100% identik, konsep serupa dapat kita temukan pada cloud computing.

Katakanlah Anda seorang CIO (Chief Information Officer) di sebuah perusahaan. Salah satu tanggung jawab Anda adalah pengadaan hardware dan software yang tepat untuk semua karyawan. membeli unti komputer saja belum cukup, Anda juga harus membeli aneka software yang dibutuhkan oleh karyawan.

Saat perusahaan berkembang dan terjadi penambahan karyawan, Anda harus mengalokasikan dana untuk membeli unit komputer beserta software baru pula. Jika anggaran perusahaan untuk divisi teknologi informasi pas-pasan, dijamin Anda akan pusing tujuh keliling setiap kali ada karyawan baru. Menggunakan software bajakan? Oh, itu bukan solusi yang bijak.

Tapi kini para eksekutif di divisi teknologi informasi mendapat angin segar. Berkat kemajuan infrastruktur Internet dan teknologi web, Anda bisa menerapkan konsep serupa diskless workstation saat bekerja sebagai operator warnet dulu. Namun, kini aplikasi tidak terpusat di server milik perusahaan Anda sendiri, melainkan disediakan oleh perusahaan lain.

Alih-alih menginstall sekumpulan software pada setiap komputer, Anda cukup menyediakan satu aplikasi (katakanlah web browser dan sistem operasi tertentu saja). Selanjutnya, aplikasi ini memungkinkan setiap karyawan login ke dalam sebuah layanan berbasis web yang memiliki sekumpulan aplikasi yang dibutuhkan oleh karyawan dalam menjalankan tugasnya.

 
Server remote yang dimiliki oleh perusahaan lain akan menjalankan setiap aplikasi yang dibutuhkan karyawan, mulai dari e-mail, word processing, spreadsheet, hingga program analisis data yang kompleks. Sistem inilah yang dinamakan cloud computing. Kehadiran sistem anyar ini diyakini mampu mengubah peta industri software yang telah berlangsung beberapa dekade.

 
Dalam sistem cloud computing, terdapat pergeseran beban kerja (workload) yang signifikan. Komputer lokal tidak lagi melakukan pekerjaan berat saat menjalankan aplikasi. Sebgaai gantinya, jaringan komputer (Internet) yang akan menanggung sebagian besar beban kerja. Kebutuhan hardware dan software pada sisi client pun menurun.

 

Sabtu, 06 Juni 2009

Tips Menghindari Serangan Account Facebook


Di tengah-tengah maraknya situs jejaring sosial seperti Facebook baru-baru ini, terutama di Indonesia, maka semakin banyak kemungkinan hacker-hacker jahat untuk melakukan hal-hal yang tidak diinginkan pengguna situs tersebut. Meskipun kejahatan sering ditemui di dunia nyata, tetapi di dunia maya pun tidak kalah hebatnya. Kini dengan perkembangan dunia teknologi informasi, banyak tools-tools yang digunakan para penjahat maya untuk melakukan kejahatan. Sebagian dilakukan untuk mencari popularitas, sebagian dilakukan untuk melakukan 'balas dendam' kepada orang-orang yang tidak disukai, dan sebagian lagi hanya untuk sekedar iseng-iseng dengan mencari target yang tak dikenali. Bagaimana pun juga, tindakan tersebut akan merugikan banyak orang, terutama untuk alasan-alasan yang tidak jelas. Akan tetapi, tentu setiap bentuk sistem keamanan sebuah web yang baik akan selalu melakukan update atas celah-celah tersebut untuk menghindari keluhan-keluhan penggunanya di masa mendatang.
Nah, untuk meminimalisir berbagai kemungkinan-kemungkinan tersebut, salah satunya yaitu harus ada upaya aktif dari pengguna itu sendiri untuk tetap waspada. Dalam hal ini, saya akan terlebih dahulu beberapa bentuk kejahatan yang biasa dan populer digunakan hacker jahat Facebook, yaitu :
1. Pencurian User Account dan Password
Teknik ini merupakan teknik yang sering dan umum digunakan para attacker untuk membobol keanggotaan pengguna yang terdaftar dalam sebuah komunitas. Cara yang digunakan yaitu dengan melakukan "defacing" atau membuat halaman kloning yang mirip dengan alamat situs terkait. Hal ini dilakukan untuk mengelabui penggunanya agar login atau masuk dengan mengetikkan user account dan password-nya di situs hasil kloningan tersebut. Padahal si korban secara tidak langsung sedang dicuri accountnya oleh situs tersebut. Sialnya, banyak orang yang sering terkecoh dengan hal ini, terutama untuk kebanyakan orang awam. Selanjutnya, user account dan password korban sesungguhnya telah tersimpan di dalam file log penyimpan secara otomatis, yang biasanya berupa file notepad (.txt). Jika sudah begini, attacker dapat dengan leluasa menyalahgunakan user account si korban tersebut. Betapa bahayanya sebuah privasi orang jika disalahgunakan orang lain.
Bagaimana penyebarannya?
Penyebaran yang dimaksudkan di sini yaitu tentang bagaimana cara attacker menyebarkan alamat situs hasil kloningan yang sudah dibuat. Cara yang sering dilakukan yaitu dengan menggunakan fake mail atau secara awamnya diartikan sebagai email yang isinya membujuk orang lain untuk melakukan/meng-klik link situs jahat tersebut, (sering disebut dengan phising) dimana tampilannya sangat mirip dengan yang aslinya hingga tidak dapat dibedakan antara yang asli dan yang palsu. Selain itu cara penyebaran lainnya yaitu melalui media instant messages, ponsel (email), chat rooms, banner/iklan, milis, lowongan kerja palsu, dll. Contoh halaman Facebook palsu sebagai berikut (klik untuk memperbesar):

Bagaimana mengatasinya?
Jika Anda teliti, hal di atas dapat dilakukan dengan melihat alamat yang tampak di address bar browser Anda. Karena pastinya alamat situs yang asli dengan yang palsu berbeda. Hal itu disebabkan bahwa semua alamat yang website yang ada di dunia maya tidak akan mempunyai alamat yang sama, seperti halnya di dunia nyata (setiap rumah mempunyai alamat yang unik). Untuk itulah, pastikan ketika Anda ingin masuk menuju sebuah website (misalnya Facebook), alamat yang tertera selalu facebook.com.
Akan tetapi, masih banyak juga orang yang terkecoh dengan attacker yang cerdas, yaitu dengan menggunakan alamat yang mirip seperti misalnya untuk facebook.com, mereka menggunakan nama-nama untuk mengelabui penggunanya seperti facebook.net, facebook.co.cc, faceboook.com, fasebook.com, faceebook.com, atau nama-nama yang lain, yang sekilas mirip dengan alamat aslinya, padahal berbeda. Untuk itu, sekali lagi pastikan Anda menuju ke alamat situs yang benar, dan jangan lupa, jangan mudah percaya dengan fake email yang sering membujuk Anda dengan hal-hal yang luar biasa, misalnya dalam sebuah fake email, Anda tertulis telah memenangkan undian berhadiah yang jumlahnya menggiurkan dan kemudian Anda disuruh untuk melakukan konfirmasi kepada link yang diberikan.
Menurut pengamatan yang pernah dilakukan penulis, saat ini Facebook sudah mampu mendeteksi suatu halaman facebook yang palsu, artinya ketika seorang korban melakukan login ke halaman palsu tersebut, maka selanjutnya akan tampak sebuah pesan yang menyatakan bahwa si pengguna telah masuk di halaman yang tidak sah/tidak diijinkan dan meminta si korban untuk segera mengganti passwordnya. Oleh karena itu, janganlah takut dalam menghadapi hal semacam ini, karena semua ada jalan keluarnya berkat perkembangan dunia teknologi informasi. Satu hal yang harus dijaga untuk mengatasi serangan ini yaitu tetap waspada dan selalu waspada.

2. Facebook Freeze
Facebook Freeze merupakan sebuah aplikasi sederhana yang mampu menggenerate password si korban. Teknik ini merupakan teknik yang sangat ekstrim. Bagaimana tidak, ketika seseorang yang tidak bertanggung jawab mempunyai alamat email si korban, maka hanya dengan menggunakan satu klik saja, password account si korban akan direset secara random. Alhasil, ketika si korban akan melakukan login ke facebook.com akan muncul konfirmasi yang menyatakan bahwa password Anda tidak sesuai dan Anda diminta untuk melakukan pembuatan kata sandi baru. Berikut contoh tampilan aplikasi Facebook Freeze :


Tampak dalam screenshoot di atas terdapat terdapat tombol Freeze yang berarti jika di-klik (muncul progress freezing ketika memproses) akan mereset password si korban sesuai dengan alamat email yang dimasukkan. Password si korban masih akan ter-freeze sebelum seseorang menekan tombol Stop Freezing dengan alamat email yang sama. Apabila tombol Stop Freezing di-klik dengan email yang sebelumnya ter-freeze maka password akan segera dikembalikan ke semula.
Akan tetapi, Facebook tampaknya sudah mengerti akan celah-celah semacam ini. Jadi, apabila Anda menjadi korban semacam ini, jangan keburu panik, pihak facebook akan memunculkan pesan untuk segera melakukan reset password Anda kembali dengan cara sbb :
a. Ketika Anda memasukkan alamat email dan password akun Facebook Anda yang sedang di-freeze seseorang, maka kemudian akan muncul pesan sbb (klik untuk memperbesar):

b. Selanjutnya segeralah Anda klik tulisan yang berwarna merah, dan muncul pesan sbb (klik untuk memperbesar):

Pesan di atas memberitahukan Anda bahwa untuk mengganti password Anda, Anda diminta untuk melakukan klik "Atur Ulang Kata Sandi", agar sebuah alamat email konfirmasi dari pihak facebook terkirim ke email Anda.

c. Buka email Anda kemudian baca petunjuknya kemudian klik link yang diberikan, seperti berikut (klik untuk memperbesar):


d. Setelah Anda menuju link yang diberikan, masukkan kata sandi Anda yang baru. Jreeennggg!!! akhirnya Anda dapat masuk kembali di halaman akun facebook Anda bersama teman-teman jaringan Anda.
Penulis hanya berpesan, berhati-hatilah dalam mempublikasikan alamat email Anda. Meskipun semua ada jalan keluarnya, mungkin ada gunanya Anda untuk selalu waspada.

Itulah sedikit tips yang dapat penulis sampaikan melalui postingan kali ini. Penulis tidak ada maksud untuk memberitahu bagaimana cara untuk melakukan kejahatan di dunia maya, tetapi hanya ingin sedikit bertukar pengalaman kepada semua yang mungkin masih awam dalam menyikapi hal-hal semacam ini. Banyak yang terlanjur panik dan putus asa dalam menyelesaikan segala masalah. Semua pasti ada jalan keluarnya.
Mungkin masih banyak lagi cara-cara yang lebih expert dibanding kedua teknik di atas untuk melakukan kejahatan serupa. Akan tetapi kedua cara di atas adalah cara yang paling sering digunakan dan mudah untuk dilakukan siapa saja, bahkan oleh orang yang tidak tahu sama sekali tentang bahasa pemrograman/scripting hacking website. Penulis juga sudah membuktikan kedua jenis teknik di atas, dan ternyata memang benar adanya.
Untuk itulah, penulis menghimbau bagi Anda yang membaca tulisan ini, bagi yang sudah mengerti caranya, jangan disalahgunakan untuk hal-hal yang merugikan orang lain dengan alasan apapun. Jika Anda ingin mencoba untuk keperluan "iseng-iseng", silakan gunakan account Anda sendiri untuk melakukan uji coba.

Sabtu, 30 Mei 2009

Punk, Perlawanan Politik Dalam Bermusik

Tentu kita sering melihat di sekeliling kita orang-orang yang seringkali meniru gaya orang lain tanpa tahu apa artinya itu. Misalnya yaitu tentang tren gaya pakaian, rambut, tattoo, dan berbagai macam aksesoris lainnya. Parahnya tindakan-tindakan mereka juga ikut ditiru meskipun mereka tak pernah tahu apa maksud semua itu. Banyak yang bingung ketika ditanyai apa maksudnya, paling-paling mereka hanya menjawab ‘ikut-ikutan temen’ atau yang lainnya biar kelihatan sok gaul dan keren di kacamata mereka.
Salah satu gaya yang sering ditemui di sekitar kita bahkan sudah menjadi sebuah komunitas yaitu punk. Gaya punk terkenal dengan gaya rambutnya yang mohawk. Secara asal usulnya Punk merupakan sub-budaya yang lahir di London, Inggris. Pada awalnya, kelompok punk selalu dikacaukan oleh golongan skinhead. Namun, sejak tahun 1980-an, saat punk merajalela di Amerika, golongan punk dan skinhead seolah-olah menyatu, karena mempunyai semangat yang sama. Namun, Punk juga dapat berarti jenis musik atau genre yang lahir di awal tahun 1970-an. Punk juga bisa berarti ideologi hidup yang mencakup aspek sosial dan politik.
Gerakan anak muda yang diawali oleh anak-anak kelas pekerja ini dengan segera merambah Amerika yang mengalami masalah ekonomi dan keuangan yang dipicu oleh kemerosotan moral oleh para tokoh politik yang memicu tingkat pengangguran dan kriminalitas yang tinggi. Punk berusaha menyindir para penguasa dengan caranya sendiri, melalui lagu-lagu dengan musik dan lirik yang sederhana namun terkadang kasar, beat yang cepat dan menghentak.
Banyak yang menyalahartikan punk sebagai glue sniffer dan perusuh karena di Inggris pernah terjadi wabah penggunaan lem berbau tajam untuk mengganti bir yang tak terbeli oleh mereka. Banyak pula yang merusak citra punk karena banyak dari mereka yang berkeliaran di jalanan dan melakukan berbagai tindak kriminal. Inilah sebuah kenyataan yang sudah jelas-jelas tidak dipikirkan oleh para peniru gaya punk, yang justru malah merusak.
Punk lebih terkenal dari hal fashion yang dikenakan dan tingkah laku yang mereka perlihatkan, seperti potongan rambut mohawk ala suku indian, atau dipotong ala feathercut dan diwarnai dengan warna-warna yang terang, sepatu boots, rantai dan spike, jaket kulit, celana jeans ketat dan baju yang lusuh, anti kemapanan, anti sosial, kaum perusuh dan kriminal dari kelas rendah, pemabuk berbahaya sehingga banyak yang mengira bahwa orang yang berpenampilan seperti itu sudah layak untuk disebut sebagai punker.
Punk juga merupakan sebuah gerakan perlawanan anak muda yang berlandaskan dari keyakinan we can do it ourselves. Penilaian punk dalam melihat suatu masalah dapat dilihat melalui lirik-lirik lagunya yang bercerita tentang masalah politik, lingkungan hidup, ekonomi, ideologi, sosial dan bahkan masalah agama.
Gaya hidup dan Ideologi

"Psikolog brilian asal Rusia, Pavel Semenov, menyimpulkan bahwa manusia memuaskan kelaparannya akan pengetahuan dengan dua cara. Pertama, melakukan penelitian terhadap lingkungannya dan mengatur hasil penelitian tersebut secara rasional (sains). Kedua, mengatur ulang lingkungan terdekatnya dengan tujuan membuat sesuatu yang baru (seni)."
Dengan definisi diatas, punk dapat dikategorikan sebagai bagian dari dunia kesenian. Gaya hidup dan pola pikir para pendahulu punk mirip dengan para pendahulu gerakan seni avant-garde, yaitu dandanan nyleneh, mengaburkan batas antara idealisme seni dan kenyataan hidup, memprovokasi audiens secara terang-terangan, menggunakan para penampil (performer) berkualitas rendah dan mereorganisasi (atau mendisorganisasi) secara drastis kemapanan gaya hidup. Para penganut awal kedua aliran tersebut juga meyakini satu hal, bahwa hebohnya penampilan (appearances) harus disertai dengan hebohnya pemikiran (ideas).
Punk selanjutnya berkembang sebagai buah kekecewaan musisi rock kelas bawah terhadap industri musik yang saat itu didominasi musisi rock mapan, seperti The Beatles, Rolling Stone, dan Elvis Presley. Musisi punk tidak memainkan nada-nada rock teknik tinggi atau lagu cinta yang menyayat hati. Sebaliknya, lagu-lagu punk lebih mirip teriakan protes demonstran terhadap kejamnya dunia. Lirik lagu-lagu punk menceritakan rasa frustrasi, kemarahan, dan kejenuhan berkompromi dengan hukum jalanan, pendidikan rendah, kerja kasar, pengangguran serta represi aparat, pemerintah dan figur penguasa terhadap rakyat.
Akibatnya punk dicap sebagai musik rock n’ roll aliran kiri, sehingga sering tidak mendapat kesempatan untuk tampil di acara televisi. Perusahaan-perusahaan rekaman pun enggan mengorbitkan mereka.
Gaya hidup ialah relatif tidak ada seorangpun memiliki gaya hidup sama dengan lainnya. Ideologi diambil dari kata "ideas" dan "logos" yang berarti buah pikiran murni dalam kehidupan. Gaya hidup dan ideologi berkembang sesuai dengan tempat, waktu dan situasi maka punk kalisari pada saat ini mulai mengembangkan proyek "jor-joran" yaitu memanfaatkan media sebelum media memanfaatkan kita. Dengan kata lain punk berusaha membebaskan sesuatu yang membelenggu pada zamannya masing-masing.
Punk dan Anarkisme
Kegagalan Reaganomic dan kekalahan Amerika Serikat dalam Perang Vietnam di tahun 1980-an turut memanaskan suhu dunia punk pada saat itu. Band-band punk gelombang kedua (1980-1984), seperti Crass, Conflict, dan Discharge dari Inggris, The Ex dan BGK dari Belanda, MDC dan Dead Kennedys dari Amerika telah mengubah kaum punk menjadi pemendam jiwa pemberontak (rebellious thinkers) daripada sekadar pemuja rock n’ roll. Ideologi anarkisme yang pernah diusung oleh band-band punk gelombang pertama (1972-1978), antara lain Sex Pistols dan The Clash, dipandang sebagai satu-satunya pilihan bagi mereka yang sudah kehilangan kepercayaan terhadap otoritas negara, masyarakat, maupun industri musik.
Di Indonesia, istilah anarki, anarkis atau anarkisme digunakan oleh media massa untuk menyatakan suatu tindakan perusakan, perkelahian atau kekerasan massal. Padahal menurut para pencetusnya, yaitu William Godwin, Pierre-Joseph Proudhon, dan Mikhail Bakunin, anarkisme adalah sebuah ideologi yang menghendaki terbentuknya masyarakat tanpa negara, dengan asumsi bahwa negara adalah sebuah bentuk kediktatoran legal yang harus diakhiri.
Negara menetapkan pemberlakuan hukum dan peraturan yang sering kali bersifat pemaksaan, sehingga membatasi warga negara untuk memilih dan bertanggung jawab atas pilihannya sendiri. Kaum anarkis berkeyakinan bila dominasi negara atas rakyat terhapuskan, hak untuk memanfaatkan kekayaan alam dan sumber daya manusia akan berkembang dengan sendirinya. Rakyat mampu memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri tanpa campur tangan negara.
Kaum punk memaknai anarkisme tidak hanya sebatas pengertian politik semata. Dalam keseharian hidup, anarkisme berarti tanpa aturan pengekang, baik dari masyarakat maupun perusahaan rekaman, karena mereka bisa menciptakan sendiri aturan hidup dan perusahaan rekaman sesuai keinginan mereka. Punk etika semacam inilah yang lazim disebut DIY (do it yourself/lakukan sendiri).
Keterlibatan kaum punk dalam ideologi anarkisme ini akhirnya memberikan warna baru dalam ideologi anarkisme itu sendiri, karena punk memiliki ke-khasan tersendiri dalam gerakannya. Gerakan punk yang mengusung anarkisme sebagai ideologi lazim disebut dengan gerakan Anarko-punk.
Punk di Indonesia
Berbekal etika DIY, beberapa komunitas punk di kota-kota besar di Indonesia seperti Jakarta, Bandung, Yogyakarta, dan Malang merintis usaha rekaman dan distribusi terbatas. Mereka membuat label rekaman sendiri untuk menaungi band-band sealiran sekaligus mendistribusikannya ke pasaran. Kemudian usaha ini berkembang menjadi semacam toko kecil yang lazim disebut distro.
CD dan kaset tidak lagi menjadi satu-satunya barang dagangan. Mereka juga memproduksi dan mendistribusikan t-shirt, aksesori, buku dan majalah, poster, serta jasa tindik (piercing) dan tatoo. Seluruh produk dijual terbatas dan dengan harga yang amat terjangkau. Dalam kerangka filosofi punk, distro adalah implementasi perlawanan terhadap perilaku konsumtif anak muda pemuja Levi’s, Adidas, Nike, Calvin Klein, dan barang bermerek luar negeri lainnya.

Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Punk

Senin, 18 Mei 2009

Puisi : Menit Lima Belas

Dan kini ku masih terbebani
Di sela waktu yang tak lama lagi
Saat malam larut menjelang
Ku berhenti di menit lima belas

Adakah esok dengan cerahnya
Akankah pagi bersinar terang
Menyapa jiwa yang sedang luluh
Bersama mimpi tak pernah jenuh

Inilah jalanku menempuh asa
Biarlah aku disini bertahan
Menahan dan tak tertahankan
Menggenggam luka tiada tara

Menyerah bukanlah khayalanku
Berikan aku sekepal bara api
Kan ku simpan dalam hati biru
Hingga ku jauh dari jiwa mati

Waktu ini sungguh terlalu cepat
Untuk merajut mimpi yang kunanti
Dapatkah aku selalu meniti malam
Terlukis manis di mata gelap ini

Sabtu, 16 Mei 2009

Teknologi Memungkinkan Segalanya, Karya Harus Tetap Dihargai

Pernahkah Anda membayangkan tentang bagaimana sebuah mesin pencari (Search Engine) sekelas Google dibuat oleh duo Larry Page dan Sergey Brin? Pernahkah Anda kesulitan untuk mendownload music kesayangan Anda yang paling baru melalui internet? Pernahkah Anda membayangkan bahwa semua itu dibuat untuk memberikan kemudahan dan keleluasaan bagi penggunanya? Atau pernahkah Anda membayangkan mengapa mereka melakukan itu semua? Tentu semua itu karena kecerdasan dan kreatifitas manusia dalam menciptakan sesuatu yang berguna bagi orang banyak dan juga menciptakan sesuatu yang kebanyakan orang mengatakan mustahil, tetapi ternyata itu semua dapat terjadi.
Mungkin diantara kita sering mendengar kalau semua hal yang diciptakan oleh seseorang mempunyai hak cipta. Misalnya saja yang sering kita temui yaitu peredaran media digital music MP3, yang sekarang ini sudah sulit sekali dilepaskan dari dunia maya. Seakan hal tersebut adalah hal yang dipaksa untuk dilegalkan, karena di tengah-tengah industry music yang sedang dibanjiri musisi-musisi pendatang baru, terutama di Indonesia, penjualan media fisik malah kian merosot tajam. Para pelaku industri seakan pasrah akan hal itu, karena upaya nyata yang dilakukan oleh pihak-pihak yang terkait dengan perlindungan hak cipta positif nonsens.
Justru royalty terbesar pelaku industry diperoleh dari penjualan media yang berbasis digital, sebut saja ring back tone, yang sudah menjadi tambang emas baru yang cukup menggiurkan. Penjualan dalam bentuk fisik sesekali berpengaruh ketika seorang musisi/kelompok music sedang digandrungi banyak penggemar yang mengharuskan mereka membeli format aslinya untuk memperoleh kepuasan secara materi. Untuk musisi pendatang baru, maaf sekali, jika lagu Anda hanya sebuah one hits single, mungkin pendengar Anda lebih suka mencari file tersebut browsing di Internet dan setelah itu mendownload file digital yang diinginkannya secara gratis tanpa dipungut biaya sepeser pun. Inilah realita yang sudah menjadi kebiasaan masyarakat. Meskipun hal itu salah, tetapi tetap saja itu bukan kesalahan mereka, karena pada dasarnya mereka hanya mengambil apa yang sudah ada dan sengaja disediakan untuk diambil secara cuma-cuma.
Bagaimana dengan sang first uploader? Jika mereka salah mungkin bisa dibenarkan, tetapi itu bukanlah hal yang etis, karena saya yakin mereka tidak bermaksud untuk merugikan industryimusik, justru mereka ingin berbagi dan menunjukkan apa yang mereka miliki dapat dinikmati dan dikenal oleh banyak orang. Bukankah ini suatu keuntungan juga buat pelaku industry, terutama dalam hal promosi. Memang promosi black market seperti ini tidak menjamin bahwa cara tersebut akan menaikkan penjualan media fisik yang signifikan. Minimal apa yang sedang dipromosikan dikenal produknya dan diterima dengan baik oleh para pendengar.
Lalu bagaimanakah dengan hak cipta musisi tersebut? Saya sendiri juga masih bingung kenapa ada hak cipta, bukan hak pencipta. Jika dilihat dari makna kata “hak cipta” sekilas akan menunjukkan bahwa semua pencipta akan diatur dengan hak cipta, yang isinya barangsiapa melanggar ketentuan yang tertulis dalam hak cipta itu sendiri akan dikenai sanksi, meskipun si pencipta mengijinkan apabila hasil karya cipta mereka dapat diperoleh atau di-edit secara bebas. Hak cipta tak lebih dari sebuah formalitas belaka, agar karya mereka terlihat besar dan dihargai oleh semua orang.
Bagaimana jika ada “Hak Pencipta”? Bukankah ini sesuatu yang lebih tepat digunakan untuk membatasi hak cipta sebuah karya? Jika kita telaah dan apa yang saya tangkap di sini, hak pencipta merupakan sesuatu hak yang ditentukan oleh si pencipta itu sendiri, apakah mereka akan membatasi karyanya dengan aturan yang ada secara totalitas atau mereka akan menentukan sendiri aturan mainnya. Ini adalah sesuatu yang unik, karena nantinya akan terjadi persaingan antara pencipta yang menggunakan hak cipta dengan yang menentukan sendiri aturan mainnya. Di beberapa pihak, pencipta yang menentukan aturan mainnya secara sendiri tanpa hak cipta, mungkin akan lebih diminati banyak pemakai/konsumen, atau mungkin saja tidak dikarenakan produk mereka adalah “murahan” dan tidak berkelas.
Coba kita lihat saja fenomena open source yang kini tengah digembar-gemborkan di antara maraknya aksi pembajakan software besar-besaran. Bahkan kita semakin dimudahkan untuk mencari software yanbg sekalipun berbayar tetap dapat kita temui di berbagai took software bajakan, bahkan di beberapa kota sudah ada yang namanya tempat persewaan segala jenis software. Unik bukan? Asal diketahui bisnis tersebut semakin hari tak pernah sepi oleh pengunjung, karena layaknya penjual mp3 bajakan, software-software tersebut selalu diperbaharui setiap saat oleh empunya, yang notabene mereka tak jarang mendapatkannya dari hasil download cuma-cuma di Internet kemudian disimpan ke dalam sebuah keeping cd/dvd berlabel yang mirip dengan aslinya.
Bisnis open source berkembang ketika pertama kali Google diluncurkan ke dunia maya. Mereka hadir dengan segala sesuau yang gratis, tanpa dipungut biaya, dalam bentuk full version sekalipun. Proyek-proyek mereka selanjutnya juga semakin menggila dengan hal-hal yang mereka bisa lakukan dengan cara yang terbaik, gratis, dan mudah digunakan. Mereka melakukan ini semua bukannya tidak mengharapkan keuntungan, tetapi mereka menggunakan sebuah strategi kepopuleran. Artinya mereka akan senang dihargai orang banyak karena kepopulerannya, misalnya mereka berhasil menjadi yang terbaik dari produk-produk sejenis dari perusahaan lain dengan kehandalan mereka, salah satunya kecepatan dan keakuratan dalam melakukan pencarian.
Ini adalah sebuah strategi yang brilian bagi saya, karena saya melihat ada dua keuntungan yang diperoleh di sana, bahkan bisa lebih dan tak terhingga. Sebagai buktinya, mereka kini mendapatkan keuntungan berlebih dari hasil pemasangan saham dan iklan-iklan berkelas dunia yang dipajang dalam proyek mereka. Kedua mereka mendapatkan kepercayaan yang tak terhingga dari jutaan penggunanya karena mampu lebih baik dari produk perusahaan lainnya yang sejenis. Inilah kunci mereka yang hingga saat ini masih berdiri tegak di kancah perbisnisan kelas dunia.
Barangkali kita sudah sering melihat banyak sekali bermunculan sistem operasi yang beredar berbasis open source saat ini, sebut saja kepopuleran Ubuntu dan Linux dengan berbagai macam variannya. Inilah bukti bahwa bisnis open source bukanlah bisnis yang sia-sia. Di lain sisi, hak cipta tidak dipermasalahkan, justru pihak pengembang mengajak penggunanya untuk ikut mengembangkan produk mereka agar semakin baik, kompleks, dan tak tertandingi. Dengan demikian, seiring berjalannya waktu, produk tersebut akan selalu diperbaharui dengan inovasi-inovasi terbaru, dan yang paling penting tingkat kepercayaan pengguna terhadap produk tersebut akan semakin meningkat. Sebagai akibatnya suatu saat nanti bisnis produk digital yang berbayar akan ditendang oleh bisnis berbau open source. Dengan kata lain pengambilan (download) semua produk digital akan dilegalkan tanpa berhubungan dengan hak cipta secara langsung. Akan tetapi, esensi penghargaan akan hak cipta haruslah tetap ada.
Memang semua orang yang ada di dunia ini akan bangga jika karyanya dihargai karena kehebatannya, bukan karena hanya karya tersebut disukai oleh banyak orang begitu saja. Salah satu hal yang mungkin disayangkan para pelaku industri dari konsumennya yaitu kurangnya kesadaran mereka dalam menghargai sebuah karya cipta. Sungguh hal yang tidak seharusnya terjadi dalam sebuah negara yang menjunjung tinggi hak-hak asasi manusia. Menurut saya, kita boleh membajak suatu karya, tetapi tentu kita akan menemukan sebuah karya yang hebat dari apa yang sudah kita miliki yang harus kita hargai dengan membeli produk aslinya. Karena tentu yang menjadi masalah selanjutnya adalah apakah semua orang dapat membeli produk aslinya dengan harga yang mahal? Jawabannya adalah tidak, semua orang mempunyai latar belakang yang berbeda-beda.
Sejujurnya saja jika saya ditanya apakah saya mempunyai produk bajakan? Jawabannya selalu ya, bahkan apa yang saya punya mungkin lebih banyak dari Anda. Akan tetapi, satu hal yang tidak akan saya tinggalkan adalah dengan membeli produk asli sesuatu yang sangat saya hargai akan kehebatan dan kecintaan saya pada produk tersebut.