Rabu, 28 Oktober 2009

Mobile Photo Printer


Berapa jumlah foto yang Anda simpan dalam komputer atau ponsel? Berapa diantaranya yang telah Anda cetak? Rasanya, separuhnya pun tidak, bukan? Selain karena “kemalasan” mendatangi tempat percetakan foto, harga yang harus ditebus untuk setiap lembar cetak foto masih cukup tinggi. Untunglah, kini telah ada teknologi baru yang memungkinkan Anda mencetak foto dengan murah dan cepat, yakni mobile photo printer.
Berbeda dengan mencetak foto menggunakan photo printer pendahulunya, teknologi anyar pencetakan foto ini tidak lagi menggunakan tinta. Karena ketiadaan tinta dengan ukuran cartridge yang cukup memakan tempatt ukuran mobile photo printer dapat diperkecil. Kata “mobile” disematkan pada perangkat ini karena beberapa printer dilengkapi dengan teknologi wireless untuk menerima perintah pencetakan.
Generasi Awal
Pada 2007, Zink (kata bentukan dari “Zero Ink” anak perusahaan Polaroid yang baru didirikan mengumumkan teknologi pencetakan tanpa tinta. Selanjutnya, bersama induknya, perusahaan ini mengembangkan printer mungil yang tidak akan mengotori baju Anda dengan bocoran tinta. Printer mungil ini diberi nama PoGo printer portabel tanpa tinta generasi pertama yang ada di pasaran.
Printer PoGo terhubung dengan kamera digital melalui seutas kabel USB, yang memungkinkan kamera dan printer terhubung langsung tanpa perantara komputer. Selain itu, printer ini juga dilengkapi dengan teknologi Bluetooth, yang memungkinkan terhubung dengan ponsel tanpa perantara kabel USB. Keduanya (ponsel dan printer) dapat diprogram untuk berkomunikasi secara wireless.

Selasa, 20 Oktober 2009

Lisensi Open Source Sebagai Alternatif Anti Pembajakan


Pernahkah Anda membajak suatu produk digital? atau bahkan sudah berapa banyak kita membajak produk orang lain yang jelas-jelas mempunyai lisensi “anti pembajakan”? Apapun jawabannya, itulah yang masih banyak terjadi di sekeliling kita. Setiap orang pasti mempunyai alasan yang berbeda-beda mengapa mereka sering melakukan pembajakan terhadap produk-produk digital seperti software, file musik, video, film, ebook, dan lain-lain. Mungkin ada sebagian orang yang mengatakan bahwa dengan membajak, semua yang kita inginkan menjadi lebih mudah didapat, murah, bahkan gratis. Sebagian lagi mengatakan bahwa produk-produk digital yang asli harganya terlalu mahal, terlebih untuk orang-orang yang mempunyai budget pas-pasan untuk membeli semua itu, toh kita juga masih bisa memiliki semuanya secara gratis dengan internet.
Akan tetapi, masih ada masalah lain yang menurut saya mungkin sering dilupakan oleh para pembajak, yaitu sudahkah mereka menghargai karya-karya yang telah mereka bajak? Inilah yang sebenarnya harus kita cermati lagi secara lebih mendalam, karena bagaimanapun juga semua itu adalah hasil karya orang lain yang dibuat dengan kerja keras yang sudah sepantasnya kita hargai. Bentuk penghargaan itu bermacam-macam, yang salah satunya yaitu dengan membeli produk aslinya dengan harga yang sudah ditetapkan pemiliknya. Meskipun itu terlalu mahal bagi kita, tetapi tentu mereka berhak menentukan berapa pun harga karya-karya yang mereka miliki.
Okelah jika kita masih belum bisa mendapatkan semua itu secara legal, tetapi bagaimana jika ada produk alternatif yang berbeda yang bisa didapatkan secara legal dengan harga murah, bahkan gratis? Jawabannya adalah Open Source. Open Source merupakan sebuah bentuk lisensi dimana kita bisa mendapatkan produk digital (seringkali software/OS) secara gratis dan kita bebas untuk mengembangkan produk tersebut sesuai keinginan kita.
Mungkin bagi sebagian orang masih bimbang untuk menggunakan produk-produk yang sifatnya Open Source, karena masih menganggap bahwa Open Source tidak berkelas tinggi dan hanya digunakan dalam skala kecil saja. Namun, bagi saya, setidaknya sampai saat ini, anggapan tersebut masih kurang tepat. Mengapa? Seperti yang sering kita ketahui, misalnya adanya sistem operasi yang berbayar dan open source, keduanya masih gencar untuk berlomba-lomba dalam menghasilkan produk yang lebih baik dari sebelumnya maupun pesaingnya. Lihat saja perjalanan salah satu sistem operasi Open Source, yaitu Linux, yang kini sudah terdiri dari banyak varian seperti Ubuntu, Knoppix, Kubuntu, Edubuntu, Fedora, dan lain-lain. Masing-masing mempunyai keunikan tersendiri yang membedakan bahkan lebih baik dari sistem operasi yang berbayar, misalnya Mac OS, Windows XP, Windows Vista, dan yang baru-baru ini muncul Windows 7.

Senin, 19 Oktober 2009

Jangan Akui Jika Tak Kenal Budaya Sendiri

Beberapa waktu yang lalu, tentu kita masih ingat gembar-gembor pengakuan sebagian seni budaya kita diklaim oleh Malaysia. Dari perebutan pulau, tari Pendet, batik, hingga aneka jenis makanan yang diklaim sebagai milik Malaysia. Tentu banyak dari kita sendiri yang setidaknya mengiyakan dan mendukung bahwa pernyataan tersebut benar, termasuk saya. Karena saya yakin mereka bisa mengatakan seperti itu bukan dari akal sehat, tetapi mereka banyak terpengaruh oleh orang-orang yang mungkin belum bisa berkepala dingin menghadapi konflik/masalah.
Terlebih sikap pemerintah yang sedikit provokatif semakin menunjukkan bahwa Indonesia meluapkan segala kemarahannya kepada negara yang bertetangga dengan kita. Padahal jika dilihat secara filosofis Indonesia dan Malaysia masih termasuk dalam satu rumpun, satu daratan, satu bahasa (Indonesia Melayu), dan ada di kawasan Asia Tenggara. Tak sedikit pula orang-orang Indonesia yang bekerja atau kuliah di Malaysia dan juga sebaliknya. Budaya yanga dimiliki Indonesia dan Malaysia juga tidak jauh berbeda.
Jujur saja, saya menulis artikel ini, setelah membaca kolom National Affairs yang ditulis oleh Amir Sidharta dalam majalah Rolling Stone Indonesia edisi bulan Oktober 2009. Pada intinya dalam artikel tersebut banyak mengulas tentang konflik kepemilikan budaya antara Indonesia dan Malaysia, yang selanjutnya membuat saya sedikit berpikir lebih realistis terhadap pandangan kebanyakan orang.
Indonesia adalah negara yang terdiri dari banyak suku, sehingga melahirkan banyak kebudayaan. Ini disebabkan karena Indonesia memiliki banyak pulau besar dan kecil yang berbeda etnis. Terlebih jumlah penduduk Indonesia yang termasuk dalam peringkat sepuluh dunia. Lain halnya dengan Malaysia, yang jika dilihat sekilas dalam peta dunia mempunyai wilayah yang jauh lebih sempit, sedikit suku/etnis, sedikit jumlah penduduk dibanding Indonesia, sehingga jumlah kebudayaan yang ada tidak begitu banyak.

Sabtu, 03 Oktober 2009

Plus Minus Siasat Perang Provider Indonesia

Dewasa ini jumlah pengguna telepon seluler semakin meningkat. Teknologi terbaru alat komunikasi seluler portabel memanjakan konsumennya dengan berbagai macam fitur andalan. Jangan heran jika mereka sering berganti-ganti gadget yang mereka inginkan. Selain penambahan fitur yang lebih canggih, harganya pun semakin turun untuk jenis keluaran lama. Berbagai jenis provider lokal juga semakin bervariasi menawarkan paket-paket komunikasi yang ditawarkan. Mereka saling berlomba untuk mendapatkan pelanggan secara aktif melalui berbagai media. Salah satunya yaitu promosi melalui iklan yang dipajang di berbagai media cetak dan elektronik.
Tidak jarang iklan tersebut menghipnotis pembacanya dengan kata-kata yang persuasif, menonjolkan hal-hal yang hebat dan menyembunyikan hal-hal yang sifatnya syarat atau ketentuan. Berbagai strategi sudah dilakukan masing-masing provider agar konsumennya selalu percaya atas layanan yang diberikan. Paket-paket layanan yang diberikan pun berganti-ganti setiap waktu, satu provider mengeluarkan layanan terbarunya, provider lain sudah menyiapkan seribu cara untuk ikut bersaing. Itulah beberapa strategi yang sedang dijalankan provider-provider lokal saat ini, sebut saja XL, Indosat, Telkomsel, 3, dan sebagainya.
Beberapa waktu yang lalu kami sempat mengamati sepak terjang provider-provider tersebut ketika menghadapi saat-saat sibuk telekomunikasi, yaitu hari menjelang dan sesudah Lebaran. Mengapa ? Karena di hari-hari itu semua provider pasti akan banyak menerima permintaan dari konsumen untuk melakukan hubungan komunikasi, misalnya untuk mengirim ucapan selamat Lebaran baik melalu pesan singkat (SMS), telepon, maupun jaringan internet (GPRS, 3G).
Berikut sedikit testimoni yang kami dapatkan dari masing-masing provider dari hasil riset yang telah dilakukan :

XL (www.xl.co.id)
Provider XL yang saat ini mengenakan jargon Nyambung Terus... ini merupakan provider yang sudah cukup lama menapakkan kakinya di Indonesia, yaitu sejak tahun 1996. Baru-baru ini XL merilis paket layanan terbarunya yaitu Paket XL Murah Sampe Puass, Paket Murah Berkali-Kali, Paket XL Harga CDMA, dan paket SMS. Semuanya mempunyai keunggulan tersendiri, tergantung dari pemakaian penggunanya.
Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan, ditemukan beberapa hal sbb :
- Iklan yang dilakukan kadang terlalu bombastis, sehingga mengesankan provider ini bersaing tidak secara positif. Bahkan pada suatu ketika pernah terjadi iklan yang dikeluarkan tidak pantas untuk ditayangkan.
- Layanan SMS cukup baik dengan menawarkan berbagai macam paket layanan yang tersedia tarif berbeda-beda untuk setiap waktu dan ketentuan tertentu. Meskipun demikian, masih terjadi delay (tunda) dan kegagalan pengiriman dalam frekuensi kecil.
- Layanan telepon sudah baik terbukti dalam masa-masa sibuk kualitas komunikasi cukup jernih. Jikalau ada gangguan komunikasi mungkin disebabkan karena sinyal yang lemah.
- Layanan internet untuk pengguna GPRS cukup baik, terbukti di masa-masa sibuk koneksi ke internet beberapa kali masih dapat terhubung dengan baik. Hanya di hari ke-3 setelah Lebaran koneksi internet sering gagal.
- Lalu lintas suara XL pada hari H Lebaran mencapai 925 juta panggilan meningkat 6 persen dibanding hari H Lebaran tahun sebelumnya sebanyak 870 juta panggilan atau dari sisi lama percakapan mencapai 630 juta menit, meningkat 40 persen dari sebelumnya hanya sekitar 450 juta menit.
- Trafik SMS tercatat 240 juta SMS, melonjak 140 persen dari 100 juta SMS tahun sebelumnya.
- Peningkatan layanan XL juga terjadi pada akses data/GPRS yang mencapai 2,44 terabytes, melonjak 328 persen dari sebelumnya hanya 0,57 terabytes.
- Secara nasional terjadi pergerakan pelanggan dari kota-kota besar ke sejumlah kota di daerah. Peningkatan trafik tertinggi terjadi di Jawa Tengah yang mencapai 68 persen, dan DI Yogyakarta 58 persen

Telkomsel (www.telkomsel.com)
Telkomsel merupakan salah satu jaringan komunikasi seluler yang paling banyak digunakan di Indonesia, sejak berdiri pada tanggal 26 Mei 1995. Untuk menjaga kedekatan dengan pelanggannya, operator seluler yang dikenal dengan produknya, seperti kartuHALO, Kartu simPATI, dan Kartu AS terus meluncurkan berbagai inovasi terbaru. Jargon yang dipakai Telkomsel saat ini adalah Begitu Dekat Begitu Nyata, slogan yang seolah-olah memanjakan konsumennya dengan hal-hal yang inovatif.
Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan, ditemukan beberapa hal sbb :
- Iklan yang dilakukan tidak terlalu dibesar-besarkan, tetapi masih bisa bersaing dengan yang lainnya.
- Layanan internet melalui TelkomFlash pada hari H Lebaran cukup baik dengan kecepatan rata-rata seperti pada hari-hari sebelumnya
- Telkomsel mencatat pada hari H Lebaran, jumlah SMS yang terkirim melalui jaringannya mencapai 594 juta SMS. Trafik sebanyak 594 juta SMS melonjak 65 persen dibanding layanan serupa pada hari biasa yang mencapai 360 juta SMS per hari.
- Operator dengan jumlah pelanggan terbesar di tanah air ini, sudah memiliki pelanggan sekitar 78 juta nomor.

Indosat (www.indosat.com)
Indosat merupakan salah satu provider seluler di Indonesia yang berdiri sejak tahun 1967, usia yang paling tua dibanding provider lainnya. Oleh karena itu, Indosat sudah mempunyai pengalaman tersendiri di bidangnya yang membuat Indosat menjadi salah satu raja perusahaan telekomunikasi seluler Indonesia. Kini Indosat menawarkan berbagai paket layanan seperti Matrix, Mentari, IM3, dan StarOne. Semuanya memiliki keunggulan masing-masing sesuai dengan ketentuan yang diberikan.
Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan, ditemukan beberapa hal sbb :
- Iklan yang dilakukan sering melibatkan artis-artis muda, sehingga pada kenyataannya banyak anak muda yang terpengaruh untuk menggunakan provider Indosat. Bentuk iklan terkadang masih bersaing secara aktif dengan provider lainnya.
- Layanan SMS cukup baik, menurut pengamatan SMS yang dikirimkan lebih dari 90% berhasil. Akan tetapi, pada layanan tertentu delay/tunda penyampaian pesan masih terlalu tinggi.
- Layanan telepon sudah baik, terbukti pada hari H Lebaran jarang terjadi komunikasi yang buruk, dan suara yang dihasilkan jernih hingga ke pelosok daerah.
- Layanan internet baik, terbukti bahwa kegagalan koneksi selama pengamatan masih dalam taraf normal, seperti hari-hari biasanya.
- PT Indosat mengumumkan lalu lintas SMS pada Lebaran (hari H) mencapai 377,9 juta SMS, naik dibanding trafik hari biasa
- Untuk tingkat kesuksesan pengiriman SMS antar pelanggan, Indosat yang memiliki 28,9 juta pelanggan, mengklaim keberhasilannya mencapai lebih dari 91 persen.
- Kenaikan tertinggi terjadi di daerah Sumatra Selatan (32,4 persen), Sumatra Utara (22,3 persen), dan Jawa Timur (18,3 persen)

Provider 3 (www.three.co.id)
Provider ini merupakan provider yang berusia paling muda. Hadir di Indonesia sejak tahun 2007 yang merupakan layanan seluler yang diberikan oleh PT Hutchinson. Keberhasilan 3 meraih satu juta aktivasi dalam waktu tiga bulan sejak hari peluncurannya merupakan tonggak sejarah penting dalam perjalanan 3 di Indonesia.
Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan, ditemukan beberapa hal sbb :
- Dari sisi iklan, iklan yang selama ini dilakukan oleh provider ini tidak terlalu bombastis seperti yang dilakukan provider lainnya. Hanya mereka pernah mengundang beberapa pemain sepakbola internasional sebagai bintang iklan mereka beberapa waktu lalu, yang tentu saja membutuhkan biaya yang cukup besar.
- Layanan SMS sudah baik, bahkan dalam penggunaanya sudah bisa memberikan ratusan SMS secara gratis ke sesama operator.
- Layanan telepon juga sudah cukup baik, hanya terkadang masih sering terjadi error ketika melakukan hubungan komunikasi, meskipun sinyal yang didapat cukup kuat.
- Layanan internet juga sudah mampu memenuhi tingkat kepuasan pelanggannya serta sudah mampu bersaing dengan provider lainnya untuk jenis layanan yang sama.

Berdasarkan pengamatan dan data yang diperoleh di atas dapat diketahui bahwa tidak mudah untuk membandingkan antar satu provider dengan provider lainnya. Hal ini disebabkan karena masing-masing provider mempunyai keunikan tersendiri, misalnya adanya ketentuan/syarat yang berbeda, jenis layanan yang berbeda, serta strategi yang berbeda. Pada Lebaran 2009 ini, seluruh operator mengklaim tidak mengalami kendala berarti dalam memberikan layanan kepada konsumen. Pengiriman SMS yang pada beberapa tahun lalu sering terkendala atau baru sampai kepada penerima dalam hitungan jam bahkan pada hari berikutnya, pada tahun ini tidak terjadi lagi. Kualitas jaringan yang handal saat penyelenggaraan hari besar keagamaan itu, sebelumnya sudah diperkirakan Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI).
BRTI pada 14 September 2009, melakukan pengujian terhadap jaringan telekomunikasi menjelang Lebaran dengan 4 tujuan, yaitu Jakarta - Merak, Jakarta - Cirebon, Jakarta - Cianjur - Garut, dan Semarang - Yogyakarta - Solo. Berdasarkan pengujian tersebut, rata-rata tingkat keberhasilan panggil semua operator atau "Succesfull Call Ratio Rate"-nya di atas 95 persen. Hal ini membuktikan bahwa tingkat keberhasilan dalam melakukan telekomunikasi seluler di Indonesia semakin hari semakin baik dan mendapatkan perhatian yang serius dari pemerintah.

Sumber data :
http://www.antaranews.com/berita/1253823399/jaringan-aman-operator-seluler-raup-keuntungan


Dibuat oleh kelompok 1:
1. Angga Pratama S.
2. Ninan Kara G. N.
3. Hanindito
4. Canggih Puspo W.
5. Pandu Arizona S.
6. Aditya Rizki Y.

Mengenal Kartu Blink

Beberapa tahun yang lalu, jangan coba-coba ke pasar swalayan saat menjelang lebaran. Hiruk pikuk pengunjung dan antrean yang ekstra panjang di kasir cukup untuk mendidihkan emosi kita yang sedang berpuasa. Tapi sekarang, kita tak akan menemukan antrean yang panjang lagi.
Dengan teknologi blink, pengunjung swalayan cukup mendekatkan kartu debitnya ke mesin pembaca. Tanpa proses autentikasi di server pusat seperti laiknya menggunakan kartu ATM atau kartu kredit, saldo uang yang tercatat di kartu debit langsung dipotong. Selanjutnya, pengunjung dipersilakan melenggang keluar swalayan sambil menenteng barang belanjaannya.
Transaksi Non-Fisik
Secara fisik, kartu debit berteknologi blink (selanjutnya disebut kartu blink) sama seperti kartu kredit biasa. Di sisi atas kartu, tercetak nama pemilik, nomor, serta masa berlaku kartu. Yang membedakan kartu blink dengan kartu kredit biasa adalah microchip yang tertanam di dalam kartu. Di dalam kartu blink, tertanam sebuah microchip RFID (radio frequency identification).
Pada transaksi kartu ATM atau kartu kredit, kartu digesekkan pada mesin EDC (electronic data capture) atau terminal. Melalui jaringan telepon, terminal mengirimkan permohonan transaksi kepada server pusat bank. Bila saldo mencukupi, bank akan mengeluarkan nomor konfirmasi kepada terminal sebagai persetujuan transaksi. Pada transaksi kartu blink, proses yang panjang seperti di atas sudah tidak diperlukan.
Alih-alih menggesekkannya ke mesin EDC, cukup mendekatkan kartu blink dengan terminal (mesin pembaca RFID), data-data di dalamnya (nama, nomor rekening, dan jumlah saldo) dapat langsung terbaca. Selanjutnya, saldo akan langsung dipotong sejumlah nilai transaksi. Selama proses tersebut, Anda tidak perlu melepaskan kartu dari tangan.
Kartu blink menggunakan RFID khusus yang dikembangkan berdasarkan ISO 14443. RFID ISO 14443 dirancang khusus untuk aplikasi yang melibatkan informasi sensitif, seperti nomor dan saldo rekening. Fitur-fitur ISO 14443 tersebut antara lain: chip mengirimkan data yang terenkripsi, dan jarak transmisi yang dibuat sangat pendek (kisaran 10 cm atau kurang).
Induksi
Untuk memahami bagaimana kartu blink dan terminal bekerja tanpa kontak atau non-fisik, kita harus membahasa masalah induksi terlebih dahulu. Pada tahun 1831, telah diketahui bahwa arus listrik memproduksi medan magnet. Pada waktu itu, Michael Faraday menemukan hal sebaliknya: medan magnet memproduksi arus listrik pada kabel yang melintasinya. Fenomena inilah yang dikenal dengan istilah induksi.
Dalam beberapa kasus, induksi adalah hal yang coba dihindari. Sebagai contoh, jika saluran listrik di rumah Anda terlalu dekat dengan saluran telepon, medan magnet yang dihasilkan oleh saluran listrik akan menciptakan tegangan pada saluran telepon. Tegangan inilah yang menyebabkan bunyi gemeresek (noise) yang terdengar pada percakapan telepon.
Perangkat RFID seperti kartu blink justru memanfaatkan induksi. Setiap kartu blink memiliki microchip kecil dan juga kawat melingkar. Terminal blink memancarkan medan magnet di area sekitarnya. Bila kartu blink didekatkan, kawat melingkar akan menangkap medan magnet yang dipancarkan oleh terminal tersebut, yang menyebabkan terjadinya induksi.
Tegangan yang diciptakan pada induksi tersebut akan mengalirkan daya kepada microchip. Proses penginduksian ini dikenal dengan istilah inductive copuling. Karena daya disuplai oleh terminal, teknologi blink dikenal sebagai sistem yang pasif. Ketika kartu blink mendapatkan suplai daya dari terminal, microchip akan mengirimkan informasi kepada terminal pada frekuensi 13,56 MHz.
Frekuensi ini dipilih karena memiliki ketahanan terhadap interferensi di sekitarnya, dan tingkat penyerapan yang rendah oleh jaringan tubuh manusia. Serangkaian instruksi yang tertanam di dalam microchip mengenkripsi data selama proses transmisi berlangsung.
Celah Keamanan
Setiap teknologi baru yang menawarkan kemudahan, biasanya juga menyimpan kelemahan. Transaksi kartu blink yang tidak melakukan verifikasi dengan memasukkan PIN (seperti pada kasus ATM) atau tanda tangan penggunanya (seperti pada kartu kredit) menimbulkan kekhawatiran bila kartu hilang. Siapapun bisa melakukan transaksi hanya dengan mendekatkan kartu dengan terminal blink.
Masalah lain yang mungkin timbul adalah bila dua atau lebih mesin terminal diletakkan berdekatan. Bukan hanya kedua mesin bisa membaca kartu yang sama, tetapi juga memperluas jangkauan jarak baca terminal, dari semula maksimum 10 cm menjadi 9cm. Kekhawatiran lainnya adalah kesalahan debit seseorang bila terlalu dekat dengan terminal, pada saat ada orang lain yang sedang melakukan transaksi.
Skenario terburuk yang mungkin terjadi adalah hacker yang memodifikasi terminal dan menaikkan jangkauan bacanya. Seorang hacker jahat bisa saja meletakkan terminal modifikasinya di puast-pusat keramaian dan mencuri data-data sensitif kartu blink milik orang-orang yang melintas. Bila skenario di atas benar-benar terjadi, hacker bisa menjadi pencuri uang yang lebih ditakuti ketimbang tuyul.

Informasi lebih lanjut : http://en.wikipedia.org/wiki/Smart_card http://money.howstuffworks.com/personal-finance/debt-management/blink.htm
Sumber : PC Mild Edisi 19/2009 (17 September 2009 - 7 Oktober 2009)